BAB I
PERUBAHAN SOSIAL
RINGKASAN MATERI
A. Batasan tentang Perubahan Sosial
1. Pengertian Perubahan Sosial
Yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah perubahan situasi dalam masyarakat baik perubahan progresif maupun regresif sebagai akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yang ada sehingga membentuk suatu pola kehidupan dan aktivitas yang baru. Pada masyarakat tradisional perubahan-perubahan sosial yang terjadi semata-mata didasarkan pada unsur-unsur alam. Tetapi pada masyarakat modern perubahan-perubahan ini mutlak ditentukan oleh tangan dan pikiran manusia dalam bentuk suatu perencanaan pembangunan yang matang.
Ciri-ciri perubahan sosial pada masyarakat tradisional:
a. Proses perubahannya berlangsung secara lambat
b. Tanpa adanya suatu perencanaan yang matang
c. Proses perubahannya berlangsung relatif lebih kondusif artinya tidak mengundang banyak pertentangan dan permusuhan di antara unsur sosial yang ada.
d. Proses perubahannya didasarkan pada tradisi-tradisi yang ada
Ciri-ciri perubahan pada masyarakat modern:
a. Proses perubahannya berlangsung secara cepat
b. Adanya perencanaan yang matang serta diadministrasikan secara sistematis
c. Seringkali proses perubahannya berlangsung secara tidak kondusif artinya sering mengundang banyak pertentangan dan permusuhan di antara unsur sosial yang ada.
d. Proses perubahannya bersifat rasional yang dilandasi oleh akal pikir manusia dan ilmu pengetahuan.
2. Teori-teori tentang Perubahan Sosial
Ada beberapa teori tentang bagaimana proses perubahan sosial budaya terjadi dalam masyarakat. Teori-teori itu antara lain:
a. Menurut Pitiran A. Sorokin
Pitirin Sorokin berpendapat bahwa perubahan sosial dalam masyarakat bsia bersifat periodik maupun bersifat non periodik. Lebih jauh Pitirin Sorokin mengatakan bahwa kalau perubahan-perubahan dalam masyarakat itu terjadi secara periodik, yang bersifat tetap, maka justru perubahan yang terjadi merupakan perubahan-perubahan yang kurang baik. Perubahan yang baik justru perubahan yang bersifat fleksibel sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat sesuai dengan perkembangan yang diperlukan.
b. Menurut F. Ogburn
Menurut Ogburn bahwa perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat disebabkan karena adanya kondisi-kondisi tertentu, misalnya kondisi ekonomis, kondisi teknologis, kondisi geografis, kondisi biologis, sehingga terjadi perubahan-perubahan pada aspek kehidupan sosial lainnya.
c. Menurut Mac Iver dan Charles H. Page
Menurut Mac Iver dan Charles H. Page perubahan sosial dalam masyarakat terjadi karena masyarakat ingin mempertahankan keseimbangan sementara waktu terus berjalan, keadaan yang ada dalam masyarakat tidak lagi sesuai dengan keinginan. Oleh sebab itu masyarakat dituntut untuk melakukan penyesusian agar keseimbangan dalam masyarakat tetap terwujud.
d. Menurut Samuel Koening
Menurut Samuel Koening dalam bukunya yang berjudul Man and Society dijelaskan bahwa perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat merupakan sesuatu yang wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia itu sendiri.
3. Karakteristik Manusia Modern sebagai Acuan Sumber Daya Manusia dalam Perubahan
Menurut Prof. Alex Inkeles (Amerika Serikat), ada 9 unsur, yaitu:
a. Menghargai waktu dan berorientasi masa depan.
b. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
c. Percaya diri, manusia modern percaya bahwa seseorang dapat belajar untuk menguasai lingkungan.
d. Memiliki sikap untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan.
e. Menyatakan pendapat (opini) mengenal lingkungan sendiri di luar lingkungannya serta bersikap demokratis.
f. Perhitungan, segala persoalan dapat dipecahkan oleh lembaga-lembaga yang ada.
g. Menghargai harkat manusia lain.
h. Lebih percaya pada ilmu dan teknologi.
i. Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan yang diterima seseorang harus seimbang dengan prestasinya dalam masyarakat.
ASAH OTAK
Wacana
PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Indonesia yang merupakan negara demokrasi terus mengalami proses perubahan menuju peningkatan demokratisasi yang bergulir sejak bulan Mei tahun 1998 yang lalu tepatnya dengan berakhirnya pemerintahan Orde Baru. Proses perubahan masyarakat Indonesia menuju pilar-pilar demokrasi terasa semakin mendekati perkembangan yang menggembirakan. Sistem pemerintahan demokrasi memang dibenarkan bahwa rakyat memiliki kedaulatan untuk turut menentukan arah perubahan dalam roda pemerintahan negara. Akhir-akhir ini kebebasan pers dan kebebasan mengeluarkan pendapat terasa semakin meningkat. Salah satu indikasinya adalah semakin banyaknya unjuk rasa dan demonstasi masyarakat luas terhadap kebijakan tertentu yang diambil oleh aparat pemerintah maupun aparat swasta.
Di sisi lain demokrasi yang berkembang di Indonesia belumlah sedewasa demokrasi yang berkembang di negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia atau negara-negara maju lainnya. Di negara kita seringkali demokrasi disalahgunakan oleh kepentingan-kepentingan politik yang tidak bersinergi positif. Semestinya semua kebijakan pemerintah yang baik harus didukung oleh semua komponen bangsa termasuk pihak oposisi. Tetapi sebaliknya kebijakan pemerintah yang salah sangat diperlukan suara pihak oposisi sebagai balance atau pengendalian terhadap kebijakan yang salah.
Pertanyaan
1. Apakah demokrasi itu?
2. Jelaskan bahwa demokrasi itu mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan sistem pemerintahan kerajaan!
3. Bagaimana pendapat anda tentang demokrasi dan kebebasan bersuara di Indonesia ini?
4. Apa yang harus kita perbuat dalam melaksanakan proses demokrasi menuju kemajuan bangsa Indonesia?
5. Sebutkan sisi negatif dari kebebasan bersuara bagi masyarakat luas di Indonesia!
B. Proses Perubahan Sosial dalam Masyarakat
Berlangsungnya proses perubahan yang terjadi dalam setiap masyarakat sangat berbeda-beda. Ada yang cepat, ada pula yang lambat tergantung dari kondisi-kondisi alam, situasi kependudukan, dan situasi sosial budaya yang ada dalam masyarakat tersebut. Tetapi secara umum proses perubahan mengalami 3 tahapan utama, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Interaksi Budaya
Melalui kontaks dan komunikasi dengan masyarakat lain baik yang dilakukan secara individual maupun yang dilakukan secara kolektif telah memungkinkan adanya keinginan untuk meniru kemudian mengambil dan mengadopsi ke dalam struktur budaya sendiri. Tahap awal yang ditandai dengan bentuk-bentuk interaksi yang efektif antara struktur budaya yang satu dengan struktur budaya yang lain adalah tahap interaksi budaya. Tahap interaksi budaya ini akan menjadi efektif apabila dilakukan oleh reference group dalam suatu masyarakat. Artinya bahwa reference group ini merupakan pemimpin atau kelompok yang menjadi panutan dalam masyarakat. Sebagai contoh rombongan kepala negara yang berkunjung ke beberapa negara tetangga akan membuat kontak yang sangat intensif dan proses yang cepat untuk mengadopsi segala macam yang dianggap baik yang ada pada negara-negara yang dikunjungi. Misalnya masalah hukum, pendidikan, benih-benih tanaman unggul, produk-produk industri dan lain-lain. Tetapi apabila kontak dan komunikasi dilakukan oleh membership group yaitu kelompok-kelompok dalam masyarakat yang hanya berkedudukan sebagai anggota akan membuat proses percampuran unsur kebudayaan berlangsung kurang efektif.
2. Tahap Identifikasi Kebudayaan
Pada dasarnya tahap identifikasi tahap kebudayaan merupakan tahap yang kedua setelah tahap kontak dan komunikasi berlangsung antara dua unsur masyarakat yang memiliki struktur budaya yang berbeda. Tahap identifikasi ini berlangsung dengan ditandai adanya proses seleksi terhadap unsur-unsur yang perlu dan memberikan manfaat sehingga dapat melengkapi unsur-unsur kebudayaan sendiri menjadi lebih baik. Proses identifikasi ini sangat ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
a. Adanya kesesuaian tingkat peradaban antara masyarakat yang mengadopsi dengan masyarakat yang diadopsi. Biasanya masyarakat yang diadopsi cenderung memiliki tingkat peradaban yang lebih tinggi daripada masyarakat yang mengadopsi.
b. Adanya kesesuaian tata nilai antara masyarakat yang mengadopsi dengan masyarakat yang diadopsi.
c. Adanya jalinan yang efektif dan akrab antara struktur masyarakat yang mengadopsi dengan struktur masyarakat yang diadopsi.
3. Tahap Implementasi Budaya
Pada dasarnya tahap akhir dari proses perubahan sosial melalui kontak dan komunikasi dengan kebudayaan lain adalah tahap implementasi budaya. Dalam pelaksanaannya tahap implementasi budaya ditandai dengan penerapan unsur-unsur budaya masyarakat lain dalam struktur budaya sendiri. Untuk mengefektifkan proses implementasi ini diperlukan lembaga-lembaga sosial sebagai saluran yang efektif dalam proses implementasi budaya. Proses kelembagaan ini dilakukan mulai dari struktur sosial yang tertinggi hingga struktur sosial yang terendah. Prosesnya berlangsung secara infiltrasi ke dalam unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang terkenal dengan nama institusionalised.
C. Macam-macam Perubahan Sosial
Perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara cepat maupun secara lambat. Perubahan-perubahan itu dapat memberikan pengaruh yang besar dan signifikan maupun perubahan-perubahan yang tidak membawa pengaruh. Adakalanya proses perubahan yang terjadi berlangsung secara paksaan atau otoriter maupun perubahan yang berlangsung secara damai. Untuk membahas lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat ditinjau dari bermacam-macam segi antara lain sebagai berikut:
1. Menurut Cepat Lambatnya Proses Perubahan
Perubahan sosial dan kebudayaan merupakan suatu gejala sosial yang pasti terjadi pada setiap masyarakat. Perubahan-perubahan ini terjadi sebagai akibat adanya pergaulan antar manusia dengan menyesuaikan perkembangan jaman dan peradaban manusia itu sendiri. Apabila kondisi masyarakat bersifat stabil dan kondusif, perubahan-perubahan yang terjadi merupakan suatu perubahan lambat yang bersifat menyempurnakan dari tahapan-tahapan berikutnya (evolusi). Tetapi apabila kondisi dalam masyarakat relatif bergejolak, maka perubahan dapat terjadi secara cepat dan fundamental. Inilah yang dinamakan revolusi. Untuk pembahasan lebih lanjut tentang perubahan sosial dilihat dari cepat lambatnya proses perubahan akan diuraikan berikut ini.
a. Revolution
Pada dasarnya revolusi adalah suatu bentuk perubahan sosial dan budaya masyarakat yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat terhadap perubahan-perubahan yang bersifat sangat substansial. Revolusi sosial akan terjadi apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1) Adanya keinginan yang kuat dari sebagian atau sebagian besar warga masyarakat untuk melakukan perubahan.
2) Adanya pemimpin yang cakap dan berwibawa yang dapat menampung aspirasi warga masyarakat.
3) Adanya momentum atau waktu yang tepat.
4) Adanya dukungan yang relatif luas dari kalangan masyarakat.
Di Indonesia setidaknya telah terjadi suatu revolusi sosial selama 3 kali antara lain:
• Revolusi sosial yang terjadi sekitar Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945. Pada masa itu terjadi perubahan yang signifikan pada struktur pemerintahan, dari pemerintahan Hindia Belanda berganti sistem pemerintahan yang dipimpin oleh bangsa sendiri.
• Revolusi sosial yang terjadi pada akhir pemerintahan orde lama, yaitu sekitar tahun 1965-1966. Pada masa itu terjadi suatu revolusi sosial yang cukup signifikan yang ditandai dengan kelahiran orde baru sebagai suatu tatanan kehidupan untuk merombak tatanan kehidupan orde lama.
• Revolusi sosial yang terjadi pada akhir pemerintahan orde baru, yaitu sekitar tahun 1998. Pada masa itu terjadi suatu revolusi pemerintahan yang ditandai dengan berkembangnya pilar demokrasi kebebasan pers dan pemberantasan KKN. Sistem yang menggantikan adalah sistem pemerintahan masa reformasi hingga berlanjut pada pemerintahan kabinet Indonesia bersatu.
b. Evolution
Yang dimaksud dengan evolusi adalah perubahan sosial dalam masyarakat yang berlangsung dalam waktu yang relatif panjang dengan substansi perubahan yang relatif sedikit dan bersifat menyempurnakan dari tahapan sebelumnya. Evolusi sosial terjadi justru dalam keadaan yang tertib dan harmonis karena dalam kondisi yang demikian ini masyarakat relatif terpenuhi semua keinginan dan harapannya dan tidak memungkinkan terjadinya konflik-konflik yang bersifat frontal.
2. Menurut Ada Tidaknya Perencanaan Terhadap Perubahan Tersebut
a. Perubahan yang Direncanakan (Direct Changes)
Pada dasarnya direct change adalah perubahan yang direncanakan atau diprogramkan secara matang sebelum perubahan itu dilakukan. Di Indonesia perencanaan perubahan sosial dilakukan secara periodik yaitu setiap 5 tahun sekali yang disusun dalam bentuk garis-garis besar haluan negara (GBHN). Melalui GBHN inilah gambaran kehidupan seluruh bangsa akan terlihat dan terprogram untuk jangka waktu 5 tahun ke depan.
Perencanaan pembangunan yang baik yang merupakan perwujudan dari perencanaan perubahan sosial masyarakat, adalah perencanaan pembangunan yang penyusunannya melibatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat, sehingga sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa. Apabila suatu program pembangunan dapat memenuhi kriteria tersebut di atas maka suatu program pembangunan akan mendapat dukungan dari kalangan luas masyarakat.
Perubahan yang direncanakan identik dengan istilah pembangunan, yaitu upaya melakukan perubahan secara terencana dan terprogram pada masa-masa sebelumnya. Pada dasarnya pembangunan merupakan serangkaian aktivitas yang teratur, terarah dan sistematis yang berupa aktivitas perbaikan dan penyempurnaan serta penagdaan hal-hal yang baru dalam rangka meningkatkan derajat kemakmuran. Untuk mengenal lebih lanjut mengenai pembangunan ini berikut akan dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan upaya pembangunan yang dilakukan di Indonesia.
a. Tujuan Pembangunan
Tujuan pembangunan merupakan arah perubahan yang resmi yang akan dicapai bangsa Indonesia, oleh sebab itu pembangunan harus disosialisasikan kepada seluruh rakyat tanpa kecuali agar dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh rakyat Indonesia secara jujur. Mayoritas masyarakat Indonesia belum mengetahui tujuan pembangunan kita sekarang ini, oleh sebab itu juga sangat mustahil untuk dapat melaksanakannya. Tujuan pembangunan kita ke depan antara lain:
1) Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh,
2) Terwujudnya manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai iptek, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.
Dari visi pembangunan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan di Indonesia ke depan adalah bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang tertentu serta manusia yang tertentu pula.
Dalam kaitannya dengan masyarakat bertujuan:
1) Mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis dan berkeadilan.
2) Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing yang berarti menguasai mental yang baik serta menguasai Iptek
3) Mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera yang berarti memiliki peradaban yang tinggi memiliki perekonomian yang kuat dimana sandang, pangan dan papan dapat sepenuhnya terpenuhi.
Sedang dalam kaitannya dengan manusia-manusia yang dinginkan adalah:
1) Mewujudkan manusia yang sehat
2) Mewujudkan manusia yang mandiri
3) Mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa dan berakhlak mulia
4) Mewujudkan manusia yang cinta tanah air
5) Mewujudkan manusia yang berdasarkan hukum
6) Mewujudkan manusia yang menguasai Iptek
7) Mewujudkan manusia yang memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisplin
b. Syarat-syarat Keberhasilan Pembangunan Menurut Tinjauan Sosiologis
1) Adanya stabilitas nasional yang sehat baik jasmani maupun rohani
2) Adanya aparatur pemerintah yang cakap berwibawa
3) Adanya partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat
4) Adanya perencanaan pembangunan yang baik dan realistis
5) Adanya modal dasar pembangunan yang positif
c. Faktor Pendorong dan Penghambat Pembangunan
1) Faktor Pendorong Menurut Prof. Koentjaraningrat
Menurut Koentjaningrat nilai-nilai budaya suatu masyarakat yang dapat merupakan faktor pendorong pembangunan antara lain sebagai berikut:
• Nilai budaya berorientasi ke masa depan
Nilai budaya semacam ini mendorong manusia untuk melihat dan merencanakan masa depannya dengan lebih seksama dan teliti. Oleh karena itu, akan memaksa manusia untuk hidup berhati-hati dan berhemat.
• Nilai budaya yang berhasrat untuk mengeksplorasi lingkungan dan kekuatan alam
Nilai semacam ini akan menambah kemungkinan inovasi terutama dalam teknologi
• Nilai budaya tetap mau berusaha/berikhtiar
Manusia memandang hidup penuh dengan tantangan dan penderitaan, tetapi tetap mau berusaha supaya hidup ini menjadi lebih baik.
• Nilai budaya gotong-royong
Gotong royong merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia yang sudah turun-temurun.
Tentang nilai gotong royong ini, orang Indonesia mempunyai konsep sebagai berikut:
- Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi di kelilingi oleh komunitas, masyarakat dan alam sekitarnya. Di dalam sistem makrokosmos tersebut ia merasakan dirinya hanya sebagai suatu unsur kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang maha besar.
- Manusia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengans sesamanya.
2) Faktor Penghambat Pembangunan
Satu hal yang dapat menghambat pelaksanaan pembangunan adalah kurangnya partisipasi masyarakat yang dapat berupa sikap-sikap negatif antara lain:
• Pasrah menerima, yaitu sikap pasif. Artinya tidak ada reaksi positif terhadap keadaan dan perubahan yang terjadi.
• Kurang disiplin, yaitu suatu sikap mental seenaknya dalam berbagai hal terutama tidak mentaati peraturan-peraturan dan hukum yang berlaku.
• Kurang suka kerja keras, yaitu suatu sikap mental ogah-ogahan, santai dan suka mengulur-ulur waktu dalam pekerjaan.
• Tidak jujur, yaitu suatu sikap mental yang dalam berbagai pekerjaan dan kegiatan selalu mencari untung sendiri dengan jalan yang tidak dibenarkan, misalnya manipulasi, korupsi dan sebagainya.
• Hidup boros, yaitu sikap mental yang melakukan segala sesuatu dengan berlebih-lebihan, sehingga tidak tepat guna dan efisien.
• Tertutup terhadap pembaharuan, yaitu sikap mental yang tidak mau menerima perubahan-perubahan. Sikap tertutup ini dapat terjadi karena kepicikan, tapi dapat juga karena vested interest, yakni adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat dan dalam pada sekelompok masyarakat.
Berprasangka terhadap pembaharuan, yaitu suatu sikap mental yang memandang bahwa perubahan itu mempunyai akibat yang buruk, dan berwawasan sempit, sehingga secara tidak langsung akan membawa kepicikan bagi yang bersikap seperti itu. Padahal, justru dalam usaha pembangunan sangat dibutuhkan manusia sebagai pendukung pembangunan yang memiliki wawasan berpikir sangat luas.
b. Perubahan yang Tidak Direncanakan (Indirect Change)
Yang dimaksud dengan indirect change adalah perubahan sosial suatu masyarakat yang berjalan secara alamiah (tidak diprogramkan sebelumnya). Perubahan yang seperti ini terjadi pada masyarakat dimana penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi belum sepenuhnya mampu mengolah dan mengendalikan alam untuk kepentingan hidup manusia. Masyarakat yang mempunyai tipe perubahan demikian ini adalah masyarakat terbelakang (under development country) dan masyarakat berkembang (development country). Tetapi melalui proses pergaulan antar bangsa dewasa ini hampir seluruh negara di dunia telah merencanakan matang-matang bentuk-bentuk perubahan kehidupan secara terencana.
Perubahan yang tidak direncanakan (indirect change) merupakan perubahan sosial masyarakat yang tidak terkendali artinya berada di luar kemampuan dan jangkauan manusia. Perubahan-perubahan ini seringkali berupa perubahan-perubahan yang dikendalikan oleh alam maupun perubahan-perubahan manusia sebagai akibat untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi alam. Contoh-contoh perubahan yang tidak direncanakan antar lain:
1) Adanya peledakan penduduk, yaitu bertambahnya jumlah penduduk dalam jumlah yang snagat besar dalam waktu yang relatif pendek. Perubahan ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan pendapatan, penurunan kualitas hidup, munculnya pengangguran, meningkatnya kriminalitas, meningkatnya harga tanah dan masih banyak lagi.
2) Munculnya perumahan kumuh dan pedagang kali lima di kota-kota besar. Apabila kita amati fenomena munculnya perumahan-perumahan kumuh dan pedagang kaki lima serta rumah-rumah liar ini merupakan fenomena nyata yang mengakiabtkan perubahan tatanan kehidupan di kota di luar perencanaan Pemda setempat. Perubahan sosial seperti ini sebagai akibat adanya peningkatan pengangguran atau sebaliknya perluasan lapangan pekerjaan di kota-kota besar. Masih banyak lagi contoh-contoh perubahan sosial serta fenomena-fenomena sosial yang ada di dalam masyarakat yang muncul secara tidak direncanakan.
3. Menurut Besar Kecilnya Pengaruh
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kndisi masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan itu selalu menimbulkan pro dan kontra artinya darisuatu perubahan pasti ada pihak-pihak yang diuntungkan dan apsti ada pihak-pihak yang dirugikan. Hal itu terjadi karena setiap perubahan ada pengaruh baik yang buruk maupun yang baik dan pengaruh-pengaruh itu ada yang bersifat meluas ke seluruh penjuru kehidupan ada pula perubahan yang bersifat lokalistis. Untuk pembahasan tentang besar kecilnya perngaruh perubahan akan diuraikan berikut.
a. Perubahan yang tidak membawa pengaruh
Suatu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tidak akan membawa pengaruh yang signifikan terhadap segi kehidupan yang lain apabila:
1) Perubahan itu terjadi pada ranting-ranting sub sistem sosial
2) Perubahan itu terjadi bersifat lokalistik karena tidak punya kaitan sistem dengan unsur-unsur sosial yang lain.
Contoh-contoh perubahan yang tidak membawa pengaruh besar:
• Perubahan mode pakaian
• Perubahan mode rumah
• Perubahan mode rambut
b. Perubahan yang membawa pengaruh besar
Suatu perubahan sosial dalam masyarakat akan membawa pengaruh besar apabila:
1) Perubahan itu terjadi pada inti sistem yang terdapat dalam masyarakat.
2) Perubahan itu memberikan pengaruh terhadap segi kehidupan yang lain karena secara ekonomis berkaitan dengan segi-segi kehidupan yang lain.
Contoh perubahan sosial yang membawa pengaruh besar:
• Perubahan figur seorang presiden serta perubahan susunan kabinetnya
• Perubahan harga bahan bakar minyak
• Perubahan tarif listrik, telpon, dan air minum
• Perubahan suku bunga bank sentral
• Perubahan ejaan dalam bahasa
4. Menurut Waktu dan Proses Perubahannya
Dalam kehidupan sosial adakalanya perubahan terjadi dipengaruhi oleh adanya sistem-sistem tertentu. Misalnya adanya pergantian waktu masa pemerintahan, adanya pergantian musim, adanya tahun-tahun anggaran dan adanya periodisasi kegiatan sosial dalam masyarakat. Dengan adanya hal-hal tersebut perubahan terjadi dalam kurun waktu yang relatif tetap atau bersifat periodik. Tetapi di balik itu ada pula perubahan-perubahan yang bersifat alamiah dan liar semata-mata ditentukan penuh oleh alam. Mengenai saat-saat perubahan sosial itu terjadi kita mengenal perubahan periodik dan perubahan non periodik.
a. Perubahan yang Bersifat Periodik
Pada dasarnya perubahan periodik adalah perubahan sosial dalam masyarakat yang terjadi dalam kurun waktu yang tertentu sebagai akibat adanya sistem periodisasi dalam kehidupan sosial masyarakat. Contoh perubahan periodik:
1) Perubahan musim tanam dalam kegiatan pertanian, misalnya pada musim hujan para petani banyak menanam padi. Tetapi pada musin kemarau para petani banyak menanam palawija.
2) Perubahan GBHN yang terjadi setiap 5 tahun sekali saat adanya pergantian anggota MPR hasil pemilihan umum yang baru.
b. Perubahan yang Bersifat Non Periodik
Pada dasarnya perubahan non periodik adalah perubahan-perubahan yang terjadi secara tidak menentu yang dipengaruhi langsung oleh kondisi alam, misalnya:
1) Terjadinya bencana alam, gempa bumi, tanah longsor, badai dan topan, dan lain-lain yang terjadi pada saat-saat tertentu yang tidak dpat dipastikan.
2) Terjadinya wabah penyakit seperti antrak, Flu burung, penyakit kuku dan mulut dan lain-lain yang juga terjadi secara tidak menentu.
ASAH OTAK
Wacana
PRO KONTRA TENTANG PERUBAHAN HARGA MINYAK
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak terikat oleh kesepakatan bersama yang dibuat oleh lembaga negara-negara penghasil minyak OPEC. Di pasaran dunia cenderung terjadi perubahan harga minyak menuju peningkatan. Hal ini dipicu oleh peningkatan produksi kendaraan bermotor dan ekspansi perusahaan untuk memperluas pemasarannya. Pada akhir tahun 2004 ini harga minyak dunia melambung tinggi, lebih dari 60%. Kenaikan ini disisi lain harga jual BBM produksi dalam negeri mengalami peningkatan tetapi di sisi lain subsidi yang harus dibayar pemerintah kepada pertamina juga menjadi semakin besar jauh melebihi prakiraan harga dalam penyusunan RAPBN.
Apabila kenaikan BBM dilakukan di tengah-tengah badai krisis ekonomi yang belum sembuh, akan membuat masyarakat menengah ke bawah mengalami tekanan ekonomi karena kenaikan BBM pasti diikuti oleh kenaikan harga barang yang lain. kejadian ini secara sosiologis akan menimbulkan kemerosotan moral dan ditandai dengan meningkatnya delinkuensi dan kriminalitas. Tetapi apabila harga BBM tidak dinaikkan maka pemerintah akan menjadi gepeng dan keropos karena harus mengeluarkan sejumlah subsidi untuk membayar kompensasi harga kepada pertamina.
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan OPEC itu?
2. Mengapa harga minyak dunia mengalami kecenderungan naik pada akhir tahun 2004?
3. Bagaimana menurut pendapat anda untuk mengatasi delematis tentang kenaikan harga BBM tersebut di atas?
4. Apa solusinya untuk mengatasi demonstrasi massa yang menentang kenaikan BBM?
5. Jelaskan bagaimana kaitan antara kenaikan BBM dengan menurunnya kualitas moral masyarakat!
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial
1. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial
Pada umumnya perubahan sosial dalam masyarakat disebabkan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Tetapi ada pula masyarakat modern dengan sistem jaringan komunikasi yang bersifat global banyak faktor-faktor luar masyarakat yang turut berpengaruh terhadap bentuk-bentuk perubahan yang terjadi di dalam masyarakat tersebut. Adapun faktor-faktor penyebab perubahan yang berasal dari dalam masyarakat meliputi kondisi penduduk, kreativitas terhadap penemuan hal-hal yang baru serta adanya gejolak sosial dari masyarakat itu sendiri.
Setiap kali terjadi perubahan maka yang harus dicermati adalah perubahan-perubahan itu harus diupayakan mengarah pada perubahan-perubahan yang progresif dengan sekecil mungkin memberikan dampak yang negatif bagi kalangan luas masyarakat. Pembahasan lebih lanjut tentang faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Faktor yang berasal dari dalam masyarakat
1) Keadaan bertambah atau berkurangnya penduduk
Apabila jumlah penduduk bertambah secara signifikan maka yang terjadi adalah perbagai macam bentuk penyesuaian dalam pemenuhan kebutuhannya, misalnya pendirian unit-unit sekolah baru, rumah sakit, pelebaran jalan, munculnya pemukiman baru, pasar, swalayan, tempat hiburan dan lain-lain. Begitu pula jika terjadi suatu proses transisi demografi yang ebrsifat menurun maka secara mendadak jumlah penduduk berkurang sangat besar. Kondisi ini juga akan menimbulkan yang signifikan dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat, misalnya yang terjadi di Jepang pada tahun 1945 paska bom atom Hirosima dan Nagasaki.
2) Adanya penemuan-penemuan baru
Penemuan baru dapat berbentuk discovery dan invention. Kedua-duanya akan menimbulkan suatu inovasi yang langsung berpengaruh dalam tata kehidupan masyarakat. Dengan demikian penemuan-penemuan baru akan merombak tata kehidupan masyarakat yang lama yang dirasa tidak lagi sesuai. Sebagai contoh dengan berkembangnya stasiun televisi swasta yang beroperasi nonstop sepanjang waktu mengakibatkan gedung-gedung bioskop tidak lagi layak menjadi tempat hiburan seperti dulu. Perubahan ini terjadi karena adanya penemuan baru di bidang dunia pertelevisian, sistem rekaman, dan sistem pengiriman data rekaman.
3) Adanya pertentangan atau konflik sosial dalam masyarakat
Pada masyarakat multikultural secara struktural terdapat banyak budaya yang berlainan serta terdapat perbedaan sistem tata nilai antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Kondisi seperti ini pada umumnya akan menyebabkan terjadinya konflik. Dan setiap konflik ada kecenderungan membuat pihak tertentu menang atau kalah. Selanjutnya pihak-pihak yang menang akan melakukan suatu perubahan-perubahan sosial sesuai dengan misi mereka masing-masing. Dengan demikian suatu konflik dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Sementara konflik masih berkelanjutan, pihak yang menang kembali menjadi pihak yang kalah. Dan yang terjadi adalah perombakan sistem pemerintahan dan peraturan perundangan yang ada. Demikian terjadi berulang kali dalam masyarakat.
4) Terjadinya revolusi sosial dalam masyarakat itu sendiri
Pada dasarnya revolusi sosial adalah suatu bentuk perubahan cepat dan mendasar yang didukung oleh massa dalam jumlah yang besar. Revolusi sosial dapat berbentuk suatu peperangan berdarah atau tidak berdarah tetapi yang pasti revolusi sosial dalam rangka memunculkan perubahan-perubahan struktur sosial dalam suatu masyarakat. Contoh-contoh revolusi sosial telah disajikan di atas.
b. Faktor yang berasal dari luar masyarakat
Dewasa ini dunia telah mengalami perkembangan telekomunikasi yang sangat pesat yang membuat seolah-olah dunia ini menjadi satu lingkungan kampung yang saling berdekatan. Keadaan ini disebabkan oleh adanya telekomunikasi melalui satelit yang dapat berlangsung nonstop dengan biaya yang relatif murah dan dapat menjangkau seluruh penjuru dunia. Keadaan yang demikian mengakibatkan faktor-faktor dari luar masyarakat secara efektif dapat mempengaruhi kondisi-kondisi dalam masyarakat sehingga terjadilah perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat tersebut. Adapun faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat itu antara lain:
1) Pengaruh adanya peperangan antar bangsa
Ada kecenderungan bahwa diantara bangsa-bangsa yang mempunyai lokalitas yang sama membentuk suatu ikatan kerjasama di berbagai segi kehidupan. Misalnya ASEAN, APEC, NATO dan lain-lain. Ada pula ikatan-ikatan kerjasama antar negara yang dibentuk berdasarkan kesamaan ideologis, misalnya OKI. Ikatan-ikatan kerjasama antar negara itu seringkali menjadi kelompok-kelompok pro dan kelompok-kelompok kontra. Dengan demikian peperangan antar bangsa snagat memungkinkan timbulnya pengaruh-pengaruh yang menguntungkan maupun yang merugikan dalam kehidupan suatu masyarakat.
2) Adanya pengaruh dari kebudayaan lain
Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa komunikasi yang menglobal mengakibatkan jalinan sosial antar bangsa menjadi sangat akrab. Kondisi ini mengakibatkan pengaruh-pengaruh yang efektid dari bangsa lain masuk ke dalam suatu bangsa. Misalnya dalam bentuk perdagangan, pendidikan, idiologi, seni, kemilietran dan lain sebagainya.
3) Pengaruh faktor-faktor alam
Lingkungan alam memang senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Selanjutnya berubahnya lingkungan alam dapat mempengaruhi perubahan sosial dalam masyarakat. Contoh-contoh peruabhan lingkungan alam yang dapat mempengaruhi perubahan sosial budaya dalam masyarakat antara lain:
• Perubahan siang dan malam
• Perubahan suhu, tekanan, kelembaban
• Perubahan iklim, musim
• Perubahan kesuburan tanah
• Perubahan arah angin, dll
2. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial
Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa perubahan sosial dapat terjadi karena faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat maupun faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat. Setelah proses perubahan itu mulai bergulir ada faktor-faktor yang membuat perubahan tersebut bergulir menjadi lebih cepat atau bergulir menjadi lebih lambat. Faktor-faktor itulah yang dimaksud faktor pendorong dan faktor penghambat terhadap proses perubahan sosial dalam masyarakat.
a. Faktor Pendorong Perubahan Sosial dalam Masyarakat
Suatu proses perubahan akan menjadi lebih cepat karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan itu sendiri. Faktor-faktor itu antara lain:
1) Adanya kontak yang intensif
Apabila terjadi kontak dan komunikasi yang efektif antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, antara komponen masyarakat yang satu dengan komponen masyarakat yang lain, hal ini dapat mempercepat proses perubahan sosial dari masyarakat tersebut. Kontak yang intensif ini sebagai contoh adalah lokasi yang strategis. Masyarakat yang terletak pada daerah-daerah yang strategis yang mudah dijangkau oleh arus informasi dan arus inovasi dari masyarakat lain, masyarakat ini akan cenderung berubah dan berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan kondisi masyarakat yang sama yang berada jauh di pedalaman. Ini membuktikan bahwa komunikasi yang intensif dapat memeprcepat proses perubahan sosial masyarakat.
2) Adanya struktur masyarakat yang terbuka
Setiap masyarakat memiliki strukturnya sendiri-sendiri. Pada masyarakat tradisional mempunyai struktur yang sangat terikat oleh tradisi-tradisi masyarakat sehingga hubungan antar komponen masyarakat termasuk antar strata yang ada di dalam masyarakat berjalan secara lambat dan tersekat-sekat. Tetapi sebaliknya pada masyarakat modern yang mempunyai struktur sosial yang praktis dan rasional membuat struktur itu terbuka antar komponen masyarakat yang ada. Struktur masyarakat yang terbuka ini berarti memberikan peluang komunikasi yang bebas antar komponen masyarakat. Selanjutnya terbukanya komunikasi antar komponen masyarakat ini dapat mempercepat proses perubahan sosial bagi masyarakat yang mempunyai struktur terbuka itu.
3) Adanya struktur masyarakat yang heterogen
Pada masyarakat tradisional seperti masyarakat petani di pedalaman, masyarakat nelayan yang belum maju, mereka mempunyai suatu sistem sosial yang seragam, mempunyai mata pencaharian yang seragam serta mempunyai pola pikir dan presepsi yang seragam pula. Tetapi pada masyarakat perkotaan dimana unsur masyarakatnya sangat heterogen membuat ide-ide baru tercetus dan berpindah dari kelompok masyarakat yang satu kepada kelompok masyarakat yang lain. Heterogenits inilah akan mendorong munculnya aktivitas sosial yang lebih bermacam-macam ketimbang struktur yang homogen.
4) Adanya sikap toleransi
Persepsi masyarakat terhadap keberadaan dirinya seringkali menilai lebih tinggi dari kondisi masyarakat yang lain. Keadaan ini justru akan menghambat proses perubahan bagi masyarakatnya. Tapi sebaliknya dengan adanya toleransi sosial dalam arti mau memberi dan mau menerima terhadap hal-hal yang baru antar komponen dalam masyarakat akan memungkinkan terjadinya jalinan komunikasi yang baik. Keadaan ini dapat mempercepat proses perubahan sosial bagi masyarakat tersebut. Sebagai salah satu pertimbangan, orang yang besar toleransinya pasti akan banyak sahabat-sahabatnya. Dengan banyak sahabat-sahabatnya berarti banyak terjadi jalinan komunikasi dan pertukaran ide-ide dari orang lain. Kondisi inilah yang mendorong orang yang besar toleransinya berkembang pengetahuan sosialnya lebih cepat.
5) Adanya sikap mau menerima unsur kebudayaan lain
Adakalnya suatu masyarakat sangat fanatis artinya sulit untuk menerima masuknya unsur-unsur budaya lain karena menaruh kecurigaan terhadap unsur-unsur yang baru tersebut. Tetapi sebaliknya ada pula masyarakat yang bersifat terbuka artinya mau menerima masuknya unsur-unsur budaya yang lain. Apabila suatu masyarakat mempunyai sikap terbuka mau menerima unsur-unsur budaya lain walaupun dengan seleksi, maka akan membuat proses perubahan sosial bagi masyarakat tersebut relatif cepat.
6) Adanya sikap tidak cepat puas terhadap apa yang telah dicapai
Apabila seseorang mempunyai sifat sulit untuk mencapai kepuasan dalam bekerja, maka orang itu akan cenderung menyempurnakan pekerjaannya ke arah yang lebih sempurna dan lebih baik lagi. Keadaan ini berlaku juga untuk sifat-sifat suatu masyarakat. Apabila hal ini terjadi masyarakat akan mempunyai perkembangan yang lebih pesat menuju kehidupan yang lebih baik.
7) Adanya lembaga pendidikan yang maju
Lembaga pendidikan pada dasarnya merupakan pusat budaya masyarakat artinya di dalam lembaga pendidikan terdapat proses transformasi nilai-nilai pengetahuan serta ketrampilan yang ada di dalam masyarakat. Melalui lembaga pendidikan yang maju dapat mempercepat proses transformasi budaya dari generasi tua kepada generasi muda.
b. Faktor Penghambat Perubahan Sosial dalam Masyarakat
Tidak selamanya kondisi-kondisi dalam masyarakat selalu mendukung proses perubahan sosial dalam masyarakat tersebut. Tetapi ada kalanya justru terdapat kondisi-kondisi tertentu yang menghambat proses perubahan itu. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat proses perubahan sosial masyarakat adalah sebagai berikut.
1) Adanya social esolation (keterpencilan)
Masyarakat yang mempunyai kedudukan jauh di pedalaman dan jauh dari jangkauan transformasi dan informasi akan mengalami perlambatan dalam proses perkembangan menuju kemajuan. Pada dasarnya isolasi sosial juga dapat terjadi karena sifat masyarakat yang menutup diri bukan semata-mata berada di daerah yang terpencil. Keadaan yang demikian juga dapat menyebabkan perlambatan proses perubahan sosial.
2) Adanya struktur masyarakat yang tertutup
Sebagaimana disinggung di atas apabila masyarakat memiliki struktur yang tertutup berarti jalinan komunikasi antar komponen masyarakat terhambat oleh sekat-sekat tradisi dan norma-norma kebiasaan. Kondisi masyarakat yang seperti ini dapat menjadi penyebab terjadinya perlambatan proses perkembangan masyarakat itu sendiri.
3) Adanya struktur masyarakat yang homogen
Apabila kondisi masyarakat lebih bersifat seragam dalam mata pencaharian, struktur budaya, persepsi, maka akan membuat kemungkinan munculnya peluang ide-ide baru yang rendah. Kalau toh ada ide-ide baru itu juga bersifat seragam melingkup pada bidang yang sama yang dialami oleh banyak orang dalam masyarakat itu. Oleh karena itu harus diketahui khususnya dalam dunia pendidikan, tekanan-tekanan untuk menyeragamkan sesuatu sungguh merupakan suatu hambatan yang besar dalam proses perkembangan kejiwaan seorang anak.
4) Adanya sikap superior
Yang dimaksud dengan sikap superior adalah sikap sombong dan meremehkan pihak lain atau unsur-unsur masyarakat yang lain. Adanya sikap superior ini membuat orang tertutup untuk mengetahui hal-hal yang baru yang sesungguhnya perlu diketahui dan berada di dalam masyarakat yang dianggap remeh tadi. Pada akhirnya kejadian yang demikian ini akan membuat superior justru tertinggal dari perkembangan masyarakat pada umumnya.
5) Adanya sikap tertutup terhadap pembaharuan
Sikap tertutup terhadap pembaharuan salah satunya disebabkan karena sikap fanatik, yaitu sikap yang bersifat saklek yang menganggap sesuatu yang baik dan benar hanya pada dirinya atau sesuatu yang menjadi pilihannya. Sikap yang demikian ini sesungguhnya telah menghambat masuknya unsur-unsur baru yang lebih luas dari masyarakat yang lain.
6) Adanya sikap cepat puas terhadap apa yang telah dicapai
Apabila seseorang selalu mempunyai selera yang rendah berarti orang itu gampang mencapai suatu kepuasan walaupun belum dapat mencapai prestasi yang tinggi. Orang yang demikian ini mempunyai minat dan dorongan emosi yang rendah. Akibatnya ogah-ogahan untuk mengejar kemajuan yang lebih tinggi yang terkadang sulit dicapai. Hal serupa berlaku pula pada sifat-sifat masyarakat. Selanjutnya masyarakat yang mempunyai sifat apatis dan cepat puas terhadap apa yang dicapai dan dimiliki telah membuat proses perkembangan menjadi lambat.
7) Adanya lembaga pendidikan yang tertinggal
Sebagaimana disinggung di atas bahwa sekolah/lembaga pendidikan merupakan suatu pusat kebudayaan artinya di sekolah itulah terdapat budaya-budaya masyarakat yang sehari-hari dipakai dan dikembangkan. Dan di dalam lembaga pendidikan itu pula selalu terjadi proses transformasi nilai, pengetahuan dan ketrampilan dari generasi tua ke generasi muda. Maka dengan lembaga pendidikan yang tertinggal proses perkembangan masyarakat secara otomatis juga terhambat.
E. Dampak Perubahan Sosial terhadap Kehidupan Masyarakat
Sebagaimana kita ketahui bahwa tidak ada satu masyarakatpun yang berhenti dari perubahan. Ini berarti bahwa setiap masyarakat cepat atau lambat selalu terjadi proses perubahan. Setiapkali terjadi perubahan mesti ada pihak-pihak yang diuntungkan dan ada pihak-pihak yang dirugikan. Dengan demikian kita semua harus pandai dan peka terhadap perubahan agar tidak menjadi korban dari perubahan itu sendiri.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan modernisasi adalah proses perubahan masyarakat beserta dengan kebudayaannya dari hal-hal yang bersifat tradisional menuju hal-hal yang bersifat modern. Proses modernisasi ini merombak pola pikir yang didasarkan pada tradisi-tradisi menjadi pola pikir yang rasional yang mengacu pada penalaran atau akal pikir manusia.
Globalisasi pada hakekatnya merupakan suatu kondisi meluasnya budaya yang seragam bagi seluruh masyarakat di dunia. Apabila seluruh masyarakat di dunia telah memiliki satu sistem budaya yang sama, maka boleh dikatakan proses globalisasi telah selesai. Proses globalisasi ini muncul sebagai akibat adanya arus informasi dan komunikasi yang selalu online setiap saat dan dapat dijangkau dengan biaya yang relatif murah. Sebagai akibatnya adalah masyarakat dunia menjadi satu lingkungan yang seolah-olah saling berdekatan dan menjadi satu sistem pergaulan dan satu sistem budaya yang sama.
Modernisasi dan globalisasi sebagai suatu perkembangan baru memunculkan pengaruh-pengaruh yang menguntungkan maupun yang merugikan, maka sebaiknya proses modernisasi dan globalisasi harus diseleksi secara matang dan bijaksana agar tidak menimbulkan pengkerdilan kemampuan manusia serta pengekrdilan struktur budaya masyarakat setempat. Melalui modernisasi dan globalisasi akan terjadi suatu aliran perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya-budaya khususnya dari negara-negara maju menuju ke negara-negara berkembangan dan terbelakang. Proses ini secara makro memang merupakan proses alam yang pasti terjadi sepanjang sejarah hidup manusia. Tetapi di sisi lain aliran ilmu pengetahuan dan teknologi budaya ini pasti akan menggusur dan memarjinalkan budaya-budaya lokal. Itulah sebabnya berikutr ini akan dibahas secara khusus mengenai dampak modernisasi dan globalisasi.
1. Pengaruh-pengaruh Positif Modernisasi dan Globalisasi
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa modernisasi sesungguhnya merupakan suatu perkembangan dari rasionalisasi yaitu suatu gerakan untuk membuat segala sesuatu menjadi rasional dan dapat diterima oleh penalaran manusia. Perkembangan ini merupakan suatu kemajuan dalam struktur budaya manusia di seluruh dunia. Dampaknya adalah budaya-budaya tradisioal yang bersifat irasional akan termarjinalisasikan bahkan hanyut oleh budaya-budaya hasil modernisasi. Seiring dengan perkembgangan modernisasi di seluruh penjuru dunia, secara tidak disadari budaya-budaya masyarakat dunia telah hampir seragam seperti misalnya : adanya 5 bahasa internasional, adanya organisasi perdagangan dunia WTO, adanya lembaga-lembaga perserikatan bangsa-bangsa seperti WHO, Bank Dunia, IMF, ILO dan lain-lain. Kondisi yang demikian ini telah membuat masyarakat dunia menajdi satu sistem pergaulan apalagi dengan dibukanya sistem perdagangan bebas dari seluruh masyarakat dunia. Adapun pengaruh-pengaruh positif dan negatif dari proses modernisasi yang bergulir di seluruh penjuru dunia antara lain sebagai berikut:
a. Pengaruh positif modernisasi
Memang sejak awal modernisasi merupakan suatu rencana besar yang dilakukan oleh golongan cerdik pandai (scientist) untuk memajukan peradaban manusia. Upaya-upaya ini berbentuk perombakan pandangan-pandangan irasional menajdi pandangan-pandangan yang rasional sehingga efektifitas dan produktifitas kerja manusia akan meningkat. Adapun pengaruh-pengaruh modernisasi yang positif misalnya:
1) Meningkatnya efektifitas dan efisiensi kerja manusia sebagai akibat bertambahnya pengetahuan, bertambahnya peralatan teknologi yang serba canggih serta bertambahnya jarak jangkauan komunikasi antar manusia di dunia.
2) Meningkatnya produktivitas kerja manusia. Hasilnya dapat dilihat dalam bentuk meningkatnya produk-produk barang pada setiap prabrik sebagai akibat munculnya mekanisasi industri serta robotisasi. Keadaan ini telah membuat barang-barang produksi yang dihasilkan oleh manusia dalam aktivitas industri melonjak sangat signifikan.
3) Meningkatnya volume ekspor
Sebagai kelanjutan dari meningkatnya produktivitas kerja manusia dalam bentuk barang-barang hasil industri, maka dilanjutkan dengan meningkatnya volume perdagangan ke luar negeri (ekspor).
4) Tersedianya berbagai macam barang konsumsi
Melalui mekanisasi industri telah menghasilkan barang-barang konsumsi dalam jumlah besar dan bervariasi. Ini berarti bahwa barang-barang pemuas kebutuhan tersedia dalam banyak pilihan.
5) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Modernisasi memang pada mulanya berawal di dunia pendidikan yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan an teknologi. Selanjutnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuahkan suatu industrialsiasi dan meningkatkan peradapan dan pendapatan manusia. Pada perkembangan yang terakhir ilmu pengetahuan dan teknologi akan terdorong maju dengan tersedianya peluang-peluang pendapatan yang dimiliki oleh manusia akibat modernisasi itu sendiri.
6) Meluasnya lapangan pekerjaan
Dengan bertambahnya jumlah industri di seluruh penjuru dunia sesungguhnya telah membuat lapangan pekerjaan baru khususnya bagi mereka-mereka yang mempunyai bekal ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Tetapi bagi mereka yang tidak memiliki bekal ketrampilan dan ilmu pengetahuan, kehadiran industri justru akan mendesak keberadaan mereka sebagai tenaga kerja.
7) Munculnya profesionalisme dan spesialisasi ketenagakerjaan
Industrialisasi serta dunia kerja yang dilengkapi dengan komputer dan peralatan canggih lainnya menuntut adanya profesionalisme dari setiap tenaga kerja. Disamping itu juga menuntut keahlian secara khusus (spesialisasi).
b. Pengaruh positif globalisasi
Apabila kita amati dengan seksama bahwa globalisasi memunculkan celah-celah angin segar bagi sekelompok manusia seperti konsumen serta pengembangan hak-hak asasi manusia dalam berbagai hal. Adapun pengaruh-pengaruh positif dari globalisasi itu antara lain:
1) Adanya alternatif yang sangat bervariasi mengenai penyediaan barang-barang konsumsi
2) Adanya kecenderungan bagi konsumen untuk mendapatkan harga barang-barang secara murah.
3) Lancarnya proses penanaman modal dari negara donor pada negara-negara penerima modal
4) Lancarnya komunikasi antar individu maupun antar kelompok dalam skup wilayah sedunia
5) Lancarnya proses transaksi ekonomi antar negara maupun antar benua
2. Pengaruh-pengaruh Negatif Modernisasi dan Globalisasi
Sebagaimana disinggung di depan bahwa di balik keuntungan-keuntungan akibat modernisasi dan globalisasi juga muncul pengaruh-pengaruh yang negatif yang merugikan kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Untuk membahas hal tersebut ikutilah keterangan berikut.
a. Pengaruh Negatif Modernisasi
Modernisasi yang seringkali tampak sebagai munculnya peralatan-peralatan baru serta sistem-sistem berpikir yang rasional telah menimbulkan dampak yang negatif antara lain:
1) Adanya perusakan alam dan pencemaran lingkungan
Dengan diketemukannya berbagai macam peralatan pertambangan, kehutanan, perikanan dan peternakan maka eksploitasi terhaap sumber-sumber alam seringkali berlebihan sehingga menimbulkan perusakan dan pencemaran terhadap lingkungan alam itu sendiri. Sebagai contoh dengan munculnya gergaji mesin yang amat sangat efektif untuk menabang kayu, maka akan memeprcepat proses perusakan hutan seluruh dunia dan apabila hutan telah rusak maka yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor yang mengerikan.
2) Adanya sikap konsumeristis
Yang dimaksud dengan sikap konsumeristis adalah sikap yang tergantung untuk membeli dan memakai produk-produk barang yang dihasilkan industri. Sebagai akibat dari sikap yang demikian ini masyarakat menjadi boros dan kurang mandiri dalam mengatasi berbagai permasalahan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan kata lain konsumerisme adalah meluasnya sikap konsumtif di kalangan luas masyarakat.
3) Adanya penurunan kualitas moral manusia (demoralisasi)
Industrialsiasi sebagai perwujudan dari modernisasi telah menghasilkan berbagai macam produk barang pemuas kebutuhan hidup yang menarik untuk dimiliki. Keadaan ini telah membuat orang-orang tidak mampu tidak dapat menahan keinginannya sehingga mengambil jalan pintas untuk menipu korupsi termasuk mencuri barang-barang yang diingikannya. Dengan demikian sekecil apapun modernisasi telah membuat kriminalitas meningkat di dalam masyarakat.
4) Adanya keresahan sosial
Pada dasarnya keresahan sosial adalah suatu problema yang sulit untuk dipecahkan tetapi melanda banyak warga masyarakat. Keadaan yang seperti ini menimbulkan suatu kegelisahan atau keresakan sosial. Salah satu sebab terjadinya keresahan sosial misalnya adalah karena perkembangan teknologi peralatan manusia itu sendiri. Contoh: jalannya macet karena telah mengalami kelebihan jumlah mobil.
5) Menurunnya kemandirian dalam menghadapi masalah
Industrialisasi telah menghasilkan berbagai macam barang untuk membantu pekerjaan manusia seperti telepon, mobil, sepeda motor, kipas angin, mesin cuci, pompa air, setrika listrik, komputer dan lain-lain. Dengan bantuan peralatan tersebut di atas pekerjaan manusia menjadi mudah. Tetapi manakala peralatan-peralatan itu rusak atau tidak ada maka seseorang bisa berubah kemampuannya seperti orang yang lumpuh dan pemalas.
6) Meningkatnya sikap egois dan materislistis
Industrialisasi memang membuat manusia menjadi terbantu pekerjaan dan permasalahannya. Dengan demikian manusia tidak lagi membutuhkan keberadaan orang lain sehingga menjadi egois. Di sisi lain industrialisasi telah menghasilkan barang-barang yang sangat menarik untuk dimiliki. Keadaan ini telah membuat orang mencintai barang-barang yang bersifat keduniawian (materialistis).
b. Pengaruh negatif globalisasi
Globalisasi dilihat dari dunia industri memang merupakan suatu ajang pertandingan diantara banyak peserta yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Pertandingan ini tentu akan dimenangkan oleh mereka-mereka yang berkemampuan tinggi, yaitu industri-industri yang berada di negara maju yang telah lama memiliki kinerja dan sistem efisiensi yang tinggi. Sementara industri-industri yang manual dan industri-industri dengan sistem mekanis yang belum memiliki efisiensi yang tinggi akan gulung tikar. Adapun contoh-contoh konkrit dari pengaruh globalisasi antara lain:
1) Adanya tekanan-tekanan ekonomis dari negara-negara yang kuat terhadap-terhadap negara yang lemah.
2) Menjalarnya orang-orang asing dari negara-negara maju menuju negara-negara berkembang dan negara terbelakang.
3) Adanya persaingan yang bebas dalam ketenagakerjaan sehingga lebih menguntungkan orang-orang yang berkualitas.
4) Adanya persaingan yang bebas terhadap berbagai macam produk barang dan jasa. Keadaan ini sangat menghancurkan industri-industri kecil dan menengah yang belum memiliki standarisasi hasil produksi serta mekanisasi dalam proses pembuatan barang.
3. Munculnya Disorganisasi
Menurut Robert Mclver perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat berakibat kepada keseimbangan hubungan sosial. Dengan kata lain perubahan sosial dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hubungan sosial. Hal ini karena dalam kenyataannya, unsur-unsur sosial dalam masyarakat tidak selalu bersifat adjustive (dapat menyesuaikan diri) terhadap perubahan-perubahan.
Persoalan warga masyarakat dalam kaitannya dengan perubahan sosial adalah penyesuaian dengan unsur-unsur baru akibat perubahan sosial. Dalam hal ini terdapat dua kemungkinan, pertama: masyarakat menemukan falsafah atau nilai baru, kedua: masyarakat tenggelam dalam persoalan-persoalan dan tidak dapat mengambil keputusan. Apabila yang terjadi adalah kemungkinan pertama, artinya masyarakat dapat saling menyesuaikan dengan keadaan baru, berarti dalam masyarakat terjadi interaksi sosial. Namun apabila yang terjadi adalah kemungkinan kedua, artinya tidak terjadi penyesusian terhadap keadaan baru, yang ebrarti pula masyarakat mengalami disintegrasi sosial.
Terjadinya disintegrasi sosial dalam masyarakat pada awalnya ditandai oleh keadaan yang dinamakan disorganisasi sosial. Gejala-gejalanya sebagai berikut:
a. Terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada dalam masyarakat.
b. Tindakan para warga masyarakat tidak lagi sesuai dengan norma-norma masyarakat.
c. Tidak ada persamaan persepsi/pandangan di antara para warga masyarakat mengenai tujuan masyarakat.
d. Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat pengndalian sosial untuk mencapai tujuan masyarakat.
e. Terjadi proses-proses sosial disosiatif.
Bentuk-Bentuk Disintegrasi Sosial sebagai Akibat Proses Perubahan
Tidak selamanya proses perubahan menimbulkan hal yang baik. Tetapi seringkali didahului dengan bentuk-bentuk kontradiksi yang ada dalam masyarakat. Dan bentuk-bentuk seperti ini dapat membawa revisi terhadap kondisi kehidupan yang lebih baik. Tetapi ada pula yang berkelanjutan sehingga justru merusak tatanan kehidupan yang ada dalam masyarakat. Berikut ini adalah bentuk-bentuk diintegrasi sosial yang secara umum terjadi dalam masyarakat.
a. Aksi Protes/Demonstrasi
Aksi protes/demonstrasi atau unjuk rasa adalah kegiatan dari sejumlah orang dengan tidak menggunakan kekerasan, mengorganisir diri untuk melakukan protes, mengungkapkan kekecewaan ataupun menyampaikan tuntutan terhadap suatu rezim, pemerintah atau pimpinan rezim atau pimpinan pemerintah, atau terhadap suatu ideologi, kebijaksanaan baik yang telah berlaku ataupun yang sedang direncanakan, terhadap suatu tindakan atau tindakan yang sedang direncanakan.
Aksi protes, demonstrasi atau unjuk rasa merupakan salah satu cara untuk menyapaikan kehendak atau aspirasi. Cara ini biasanya dilakukan setelah cara-cara lain, seperti penyampaian aspirasi melalui DPR/DPRD, tulisan atau artikel di surat kabar/majalah, tayangan televisi, dan sebagainya, dipandang tidak efektif.
Melalui aksi protes, demonstrasi atau unjuk rasa, kehendak atau aspirasi tersebut disampaikan melalui poster-poster, yel-yel, lagu-lagu, puisi, pidato atau orasi, pernyataan tertulis yang dibacakan, bahkan tidak jarang melalui pernyataan yang sangat keras sampai umpatan-umpatan dan caci maki.
Akibat adanya unjuk rasa antara lain kemacetan lalu lintas, karena secarafisik para pengunjuk rasa biasanya membentuk kerumunan atau arak-arakan di jalan besar atau lapangan yang ramai untuk mendapatkan perhatian publik dan mempertajam prasangka sehingga dihaapkan lebih mendapat dukungan publik.
Contoh aksi protes, demonstrasi atau unjuk rasa antara lain: gerakan mahasiswa di bawah KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) pada tahun 1965, juga aksi para pelajar di bawah KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia), unjuk rasa para ulaman pada tahun 1993 yang menuntut kepada Mensos Inten Suweno untuk dihapuskan judi terselusbung SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah), juga aksi para mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR RI pada bulan Mei 1998 yang menuntut reformsi segala bidang dalam pemerintahan orde baru di bawah Presiden Soeharto.
Apabila tidak terkendali, aksi protes demonstrasi atau unjuk rasa dapat berubah menajdi riot (kerusuhan) ataupun armed attact (serangan bersenjata), yakni kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dimaksud untuk melemahkan kekuatan kelompok lain. misalnya kerusuhan yang terjadi sekitar bulan mei 1998 di beberapa kota di Indonesia: Medan, Yogyakarta, Surakarta dan Jakarta.
b. Pergolakan Daerah
Pergolakan daerah dapat terjadi karena:
1) Sentimen kedaerahan dan primodialisme lebih berkembang daripada sentimen nasional.
2) Sentralisasi kehidupan ekonomi dan politik yang mengakibatkan perbedaan pertumbuhan yang tajam antara pusat dengan daerah.
c. Kriminalitas
Kriminalitas (kejahatan) dalam masyarakat akan tumbuh subur apabila dalam masyarakat terdapat ketimpangan sosial dan ekonomi, krisis ekonomi, tekanan mental, dendam,kecemburuan ataupun kebencian. Dalam studi sosiologi perilaku jahat dikualifikasikan sebagai perilaku menyimpang. Sebagaimana perilaku lain yang tidak menyimpang, perilaku jahat menjadi milik diri individu atau sekelompok orang juga melalui proses sosial, seperti asoasiasi dan sosialisasi.
White Collar Crime
Suatu bentuk kriminalitas yang khas dalam masyarakat adalah white collar crime (kejahatan kerah putih), yaitu kejahatan yang dilakukan oleh para penguasa atau para pengusaha di dalam menjalankan peran-peran sosialnya.
Pada mulanya dinamakan economics atau bussiniss criminality. Kejahatan jenis ini merupakan dampak dari perkembangan masyarakat yang pesat namun hanya menekankan pada aspek finansial material saja. Para pelakunya biasanya keadaan keuangannya kuat atau mempunyai kekuasaan sehingga memungkinkan melakukan perbuatan-perbuatan yang sebenarnya melanggar hukum tanpa dapat dikenai hukum.
Contoh white collar crime adalah korupsi. Dalam masyarakat paling tidak dikenal empat macam korupsi, yaitu:
1) Korupsi ekstorsif
Seseorang (pengusaha) memberikan suap (bribery) kepada penguasa politik agar mendapatkan perlindungan etas kepentingan-kepentingan ekonominya, misalnya untuk mendapatkan izin usaha yang sebenarnya melanggar norma atau hukum. Sebagai kompensasi di pengusaha menjanjikan keuntungan ekonomi kepada pengusaha. Dalam masyarakat korupsi ini dikenal sebagai kolusi (kongkalingkong).
2) Korupsi manipulatif
Yakni usaha kotor yang dilakukan oleh seseorang pengusaha (penguasa) untuk mendapatkan kebijaksanaan, aturan atau keputusan yang mendatangkan keuntungan ekonpmi bagi dirinya.
3) Korupsi nepotistik
Yakni perlakuan istimewa yang dilakukan oleh penguasa kepada para sanak keluarganya atau kaum kerabatnya (anak, menantu, keponakan, isteri, dan ipar) dalam rekuitmen ataupun pemberian aktivitas (proyek) yang mendatangkan keuntungan sosial, ekonomi maupun politik.
4) Korupsi subversif
Yakni pencurian kekayaan negara oleh para penguasa atau pengusaha yang merusakkan kehidupan ekonomi bangsa.
Contoh white collar crime yang lain: nepotisme dan kroniisme. Nepotisme berasal dari kata nepos (bahasa latin, artinya descent/keturunan), dan ismos (Yunani, artinya proses, tindakan atau praktek). Nepotisme merupakan proses, tindakan atau praktek pemberian perlakuan istimewa terhadap seseorang atau sekelompok orang di dalam rekuitmen, pengisian jabatan pada organisasi/asosiasi atau dalam memperoleh sumber-sumber ekonomi yang semata-mata didasarkan pada hubungan kekerabatan, kekeluargaan, bukan prestasi atau kemampuan.
Seperti halnya nepotisme, adalah kronisme (cronysm). Bedanya, pada kronisme pemberian hak-hak istimewa tersebut didasarkan pada hubungan pertemanan atau persahabatan.
d. Kenakalan Remaja
Yang dimaksud dengan kenakalan remaja (delinkuensi) adalah semua bentuk aktivitas remaja yang belum dewasa hukum yang bertentangan dengan norma-norma sosial terutama norma hukum. Kenakalan remaja ini merupakan suatu bentuk ketimpangan penanganan terhadap pendidikan anak akibat ketidakmampuan orang tua, lingkungan sekolah, serta lingkungan masyarakat. Kenakalan remaja biasanya terjadi di kota-kota atau di masyarakat yang telah mendapatkan pengaruh kehidupan kota, yang terjadinya melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1) Sense of value yang kurang ditanamkan oleh orang tua karena ketidakmampuan, ketidakmauan, atau tidak adanya kesempatan karena kesibukan.
2) Timbulnya organisasi-organisasi informal (klik atau geng) yang berperilaku menyimpang sehingga tidak disukai oleh masyarakat.
3) Timbulnya upaya-upaya remaja untuk mengubah keadaan dan disesuaikan dengan youth values.
Contoh-contoh kenakalan remaja antara lain: perkelahian pelajar, pelanggaran tata tertib sekolah seperti aksi coret-coret, merokok, berpakaian kurang sopan serta tindakan-tindakan lain yang tidak sesuai dengan norma sekolah. Disamping itu pelanggaran dalam lingkungan masyarakat seperti: cross-boy, cross-girl, pencurian, penganiayaan, pornografi, seks bebas, penyalahgunaan obat-obatan, alkoholisme, ngebutisme (mengendarai kendaraan secara sewenang-wenang di jalan umum), dan sebagainya.
Beberapa sebab kenakalan remaja antara lain:
1) Faktor intrinsik seperti faktor usia, jenis kelamin, faktor kedudukan dalam keluarga dan faktor intelegensi.
2) Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperti lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan pergaulan dan media massa yang dikenali sehari-hari.
Kenakalan remaja itu akan tampak menajdi semakin besar dan luas ketika lingkungan keluarga tidak mendukung karena orang tua tidak mampu memberikan waktu dan perhatiannya untuk anak-anaknya. Hal ini dapat terjadi antara lain:
Di keluarga kelas menengah-bawah (kurang mampu)
a) ketidakmampuan melakukan rekreasi secara sehat
b) kondisi perumahan yang kurang memenuhi syarat
c) ketidakmampuan orang tua menyekolahkan anak
d) demosntration effect (mementingkan penampilan)
Di keluarga kaya/mampu sebab utamanya adalah kesibukan orang tua sehingga tidak ada kesempatan untuk penanaman nilai, pemberian bimbingan dan kasih sayang, yang dipentingkan adalah tercukupinya kebutuhan material-finansial.
F. Tantangan Perubahan secara Global Terhadap Eksistensi Budaya Bangsa Indonesia
Secara umum bahwa globalisasi merupakan suatu bentuk pergaulan manusia di seluruh dunia menjadi satu lingkungan yang akrab. Keadaan ini akan mengakiabtkan akulturasi kebudayaan, asimilasi kebudayaan serta penetrasi kebudayaan khususnya dari budaya-budaya di negara maju kepada budaya-budaya di negara berkembang dan terbelakang. Maka dapat disimpulkan bahwa jati diri yaitu corak-corak khas budaya lokal yang dimiliki suatu masyarakat akan tererosi dan akan termarjinalisasikan. Melihat gejala yang seperti itu maka perlu langkah-langkah antisipasi agar kita sebagai suatu bangsa dapat menyelamatkan struktur budaya kita pada generasi yang akan datang. Untuk membahas lebih jauh tentang tantangan globalisasi terhadap eksistensi jaridiri bangsa akan diuraikan secara terperinci pada uraian berikut.
1. Pengertian Era Globalisasi
Pada dasarnya era globalisasi adalah suatu era peradaban manusia di dunia yang ditandai dengan lancarnya komunikasi antar manusia di dunia sehingga masyarakat dunia menjadi satu sistem pergaulan yang intim. Jarak yang jauh antara negara yang satu dengan negara yang lain tidak lagi menjdi kendala untuk berkomunikasi. Disamping itu adanya sekat-sekat batas wilayah negara tidak lagi menghalangi transaksi di berbagai segi kehidupan antar manusia di dunia.
2. Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Jati Diri Bangsa
Dengan lancarnya komunikasi antar bangsa di dunia dalam era globalisasi telah membuat akrakteristik budaya-budaya lokal yang dimiliki oleh semua bangsa di dunia termasuk bansga Indonesia seakan terhimpit dan dipinggirkan oleh budaya-budaya besar dari negara-negara maju. Untuk mengatasi hal tersbut perlu adanya sikap-sikap preventif seperti misalnya melakukan reorientasi budaya lokal, revitalisasi budaya lokal dan refungsionalisasi budaya-budaya lokal. Program-program ini harus diimplementasikan oleh kekuasaan negara yang didukung oleh kalangan luas masyarakatnya. Dengan demikian budaya lokal akan terselamatkan dari kikisan budaya-budaya asing yang jauh lebih kuat.
3. Beberapa Siasat untuk Melakukan Revitalisasi Budaya Lokal dan Jati Diri Bangsa
Sebagai suatu bangsa kita perlu melakukan pencegahan terhadap pudarnya kebduayaan bangsa Indonesia. Pada dasarnya budaya bangsa merupakan warisan leluhur yang perlu untuk dipertahankan dan dikembangkan sebagai aset dalam proses pembangunan menuju tata kehidupan yang lebih baik. Untuk membahasa lebih lanjut tentang langkah-langkah dalam proses revitalisasi budaya lokal dan jatidiri bangsa akan dibahas panjang lebar tentang budaya itu sediri.
a. Pengertian Budaya Lokal dan Jatidiri Bangsa
Pada dasarnya budaya lokal adalah budaya setempat yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dalam bentuk negara. Pengertian ini identik dengan budaya nasional, misalnya adalah budaya Indonesia. Sedangkan budaya-budaya global yang telah dimiliki dan dipakai oleh kalangan luas bangsa-bansga di dunia antara lain, budaya barat seperti bangsa Inggris, sistem perdagangan bebas, sistem perekonomian kapital, hak-hak asasi manusia dan lain-lain.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan jatidiri bangsa adalah semua karakter yang dimiliki suatu bangsa. Bangsa Indonesia juga memiliki jati dirinya yang tersendiri yang dapat membedakan bansga Indonesia dengan bangsa-bangsa yang lain di dunia. Adapun jati diri bangsa Indonesia antara lain:
1) Mengedepankan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2) Menjunjung tinggi harkat dan martabat orang lain (sopan santun)
3) Menempuh jalan musyawarah dalam mencapai suatu mufakat
4) Menjunjung tinggi gotong royong antar komponen masyarakat
5) Menghargai perbedaan-perbedaan, dll
b. Upaya Konkrit dalam Melakukan Revitalisasi Budaya Lokal dan Jatidiri Bangsa
Pada hakekatnya budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam hidup bermasyarakat. Kebudayaan Indonesia berarti merupakan buah budi kehidupan masyarakat Indonesia baik secara lokal, regional maupun secara nasional. Ini berarti bahwa seluruh kebudayaan Indonesia merupakan jatidiri bangsa. Berbicara soal jatidiri bangsa sesungguhnya kita telah membicarakan harga diri kita sebagai bangsa di tengah-tengah bangsa-bangsa lain di dunia. Bertolak dari hal itu maka mempertahankan jatidiri bangsa dalam wujud budaya lokal, regional maupun budaya nasional merupakan sebagai suatu upaya untuk mempertahankan harga diri kita sebagai suatu bangsa.
Majunya telekomunikasi memang telah melancarkan proses percampuran antara kebudayaan lokal, regional maupun nasional dengan kebudayaan-kebudayaan asing. Percampuran ini di satu sisi memang diperlukan untuk menyempurnakan struktur budaya kita sesuai dengan perkembangan zaman. Tetapi di sisi lain apabila percampuran itu didominasi oleh masuknya budaya-budaya asing ke dalam budaya lokal, regional dan nasional berarti telah menggantikan peranan budaya lokal, regional dan nasional atau dengan kata lain mendesak budaya kita.
Untuk mengantisipasi hal tersebut kita perlu melakukan suatu seleksi yang rasional. Ini berarti bahwa tidak semua budaya asing yang masuk harus ditolak, melainkan sebagian yang memang diperlukan kiranya perlu juga untuk juga diadobsi sebagai sarana untuk melengkapi budaya kita. Tetapi budaya-budaya tertentu yang dirasa akan mendesak keberadaan bduaya-budaya lokal, budaya regional dan nasional yang notabene merupakan kepribadian kita tegas-tegas harus kita tolak.
Ada beberapa cara yang strategis untuk membentengeni budaya-budaya lokal, regional dan nasional antara lain:
1) Reorientasi Budaya (culture reorientation)
Yang dimaksud dengan reorientasi budaya adalah aktivitas untuk menengok kembali keberadaan budaya kita baik dalam bentuk sub-sub budaya yang kecil maupun sub-sub budaya dalam skala yang besar. Aktivitas reorientasi ini merupakan langkah awal untuk memperkenalkan budaya kita sendiri kepada generasi baru yang belum memahami nama, fungsi serta asal-usul dari suatu sub kebudayaan tertentu. Reorientasi budaya pada dasarnya juga merupakan aktivitas untuk menghidupkan kembali keberadaan budaya tertentu di tengah-tengah masyarakat dalam langkah yang paling dini.
2) Revitalisasi Budaya (culture revitalization)
Melihat fungsi dari unsur-unsur budaya tertentu yang bersifat lokal, regional maupun nasional, ada kalanya fungsi itu tidaklah dapat dijalankan secara baik. Oleh karena itu perlu adanya langkah-langkah untuk menguatkan dan menyempurnakan fungsi-fungsi budaya kita sendiri. Dengan demikian dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya. Contoh revitalisasi budaya:
• Memberikan bantuan dana maupun peralatan kepada kelompok-kelompok reog, sanggar tari, kerajinan ukir tradisional, paguyuban wayang orang, paguyuban ringgit purwo dan lain-lain.
• Mengorganisasikan artis-artis budaya-budaya lokal untuk memperoleh pembinaan dan pendanaan untuk mengembangkan profesinya masing-masing sebagai sarana untuk memperkuat keberadaan mereka sebagai cagar budaya lokal.
3) Refungsionalisasi Budaya (culture refungsionalization)
Refungsionalisasi budaya harus dilakukan dalam rangka untuk membuat budaya itu mengakar kuat dan berfungsi sangat fundamental bagi keperluan kehidupan sehari-hari masyarakat. Contoh refungsionalissi budaya:
• Merekayasa ulang penampilan wayang orang di layar televisi dengan sistem yang lebih canggih, sehingga digemari oleh penontonnya. Langkah ini merupakan langkah untuk menyempurnakan fungsi wayang orang sebagai hiburan masyarakat dengan nuansa budaya lokal.
• Menyempurnakan penampilan ketoprak dengan kemasan baru seperti ketoprak humor. Dengan demikian ketoprak humor dapat menguat fungsinya dan digemari oleh masyarakat sebagai hiburan alternatif disamping hiburan-hiburan yang berasal dari budaya manca negara.
4) Pelembagaan Budaya (culture institusionalized)
Sebagaimana kita ketahui bahwa kebudayaan itu seringkali melekat dengan aktivitas-aktivitas tertentu. Misalnya budaya agama, budaya birokrasi, budaya ekonomi budaya teknologi, budaya adat dan lain-lain. Secara mendasar kebudayaan-kebudayaan itu akan hidup dari lembaga yang menopangnya. Contoh
• Budaya agama seperti pakaian muslim, kerucut masjid, sajadah, peci, jilbab dan makromah dan lain-lain itu akan berkembang dan bertahan manakala lembaga keagamaan Islam itu berkembang dalam masyarakat. Ini berlaku juga untuk agama-agama yang lain dan demikian pula halnya masing-masing agama mempunyai budaya agama sebagaimana disebutkan pada budaya Islam tersebut di atas.
• Budaya adat misalnya di Jawa kita mengenal trah atau paguyuban yang didirikan berdasarkan persamaan darah dan keturunan. Melalui budayaadat ini ada sistem kekerabatan, sistem pembagian warisan, pertemuan keluarga, pekawinan adat dan lain-lain. budaya-budaya ini juga akan tetap berkembang dan setidaknya bertahan manakala lembaga-lembaga adat itu masih ada dan berfungsi di tengah-tengah masyarakat.
Membuat lembaga untuk menghidupkan suatu struktur budaya tertentu memang diperlukan suatu sistem untuk mewujudkannya. Lembaga-lembaga itu tentu di bawah binaan oleh pemerintah yang memiliki otoritas resmi dala suatu negara. Misalnya: KONI untuk melembagakan aktivitas olahraga agar tetap ada dengan cabang yang telah didaftar sebagai bagian dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
5) Implementasi Budaya (culture implementation)
Yang dimaksud dengan implementasi budaya adalah suatu cara untuk mewujudkan pemanfaatan secara konkret dari suatu struktur budaya ke dalam fungsi yang nyata bagi kehidupan sehari-hari warga masyarakat. Pada akhirnya implementasi budaya merupakan bagian ujung tombak yang paling menentukan untuk menyelamatkan erosi budaya lokal, regional dan nasional dari budaya asing. Contoh-contoh implementasi budaya:
• Pagelaran wayang kulit yang dicanangkan oleh pemerintah daerah setiap tanggal 17 Agustus untuk hiburan masyarakat.
• Pementasan kesenian daerah dari seluruh tanah air pada event nasional menjelang peringatan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober pada setiap tahun.
• Perlombaan seluruh cabang olahraga untuk kawasan Asia, Asia Tenggara maupun di tingkat nasional setiap 5 tahun sekali.
• Festival karaton di seluruh Indonesia setiap 5 tahun sekali, dan lain-lain.
Dengan implementasi budaya ini akhirnya setiap sub kebudayaan akan memperoleh kesempatan untuk berkembang karena telah melembaga dan teraktualisasikan secara konkret pada waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan.
G. Upaya Strategis untuk Mengatasi Erosi Budaya Lokal Indonesia
Dengan globalisasi yang ditandai dengan lancarnya komunikasi antar bangsa akan membawa peluang tererosinya budaya-budaya lokal oleh budaya asing. Untuk mengatasi hal itu kita dapat melakukan proteksi terhadap budaya-budaya lokal bangsa kita sendiri antara lain dengan cara.
1. Mengenal Budaya Bangsa
Untuk mencegah memudarnya budaya bangsa, terlebih dahulu kita harus mengetahui berbagai hal yang menyangkut mengenai budaya bangsa kita sendiri. Pada hakekatnya setiap bangsa memang mempunyai struktur budaya yang berbeda-beda yang terjadi secara turun temurun dari generasi yang terdahulu. Di Indonesia kita mengenal budaya agama, budaya suku, budaya birokrasi dan budaya asing. Keempat struktur budaya ini terakumulasi secara konpleks hingga kadang-kadang sangat sulit untuk dibeda-bedakan.
Untuk mengenal lebih jauh tentang kebudayaan-kebudayaan bangsa Indonesia berikut ini akan dibahas panjang lebar yang berkaitan dengan budaya, antara lain bahwa Indonesia adalah negara yang masyarakatnya terdiri dari bermacam-macam suku dengan struktur budaya yang berbeda-beda, seperti suku Jawa, suku Sunda, suku Betawi, suku Melayu, suku Batak, suku Dayak, Ambon, Bali, Sasak, Flores dan lain-lain. budaya-budaya daerah ini harus dipertahankan dengan memberikan perlindungan melalui pengembangan budaya di sekolah-sekolah baik SD, SLTP, SMA maupun di perguruan tinggi.
Secara umum masyarakat Indonesia memiliki kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh suku-suku tersebut di atas antara lain: menjunjung tinggi norma-norma sopan santun dan menghargai harkat martabat orang lain, bermusyawarah untuk mencapai suatu mufakat, suka mengembangkan gotong royong, berkeadilan sosial dengan mengembangkan tipa slira serta memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan keimnanan serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk mengungkapkan berbagai hal yang berkaitan dengan budaya secara mendasar maka perlu diketahui hal-hal sebagai berikut.
a. Pengertian Budaya
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sanksekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk) sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan iktiar manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan adalah cultural, berasal dari kata culure (bahasa Yunani) yang berarti mengerjakan tanah. Dengan mengerjakan tanah, manusia mulai hidup sebagai penghasil makanan (food producing). Hal ini, berarti manusia telah berbudi daya tidak hanya memungut hasil alam saja (food gathering). Dalam sejarah kebudayaan, banyak benda sejarah (artefact) yang digunakan sebagai bukti bahwa manusia telah berbudaya. Kata cultuur, dalam bahasa Belanda, masih mengandung pengertian tanah (ingat Cultuur Stelsel yang dilaksanakan pemerintah Belanda di Indonesia dalam abad XIX) dan sekaligus juga berarti kebudayaan seperti kata culture dalam bahasa Inggris.
Koentjaraningrat mengatakan, bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yag harus dibiasakan dengan belajar keseluruhan dari hasil budi pekerti.
A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn dalam bukunya “Culture, A Critical Review of Concepts and Definitions” (1952), mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dan penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atau berbagai sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan yang menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya, maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.
C.A. Van Peursen mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan kelompok orang dapat berlainan dengan hewan. Oleh karena itu, manusia tidak dapat hidup begitu saja di tengah alam.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantoro, berarti buah budi manusia yakni hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yang terdiri alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan lahir yang bersifat tertib dan damai.
Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir sehingga menurutnya pola kebudayaan itu sangat luas. Sebab, semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir termasuk di dalamnya perasaan karena perasaan juga merupakan maksud dari pikiran.
b. Unsur-unsur Budaya
Secara univresal kebudayaan manusia terdiri dari tujuh unsur antara lain sebagai berikut:
1) Sistem religi dan upacara keagamaan merupakan produk manusia religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar yang dapat menghitamputihkan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut, sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut, agar mau menuruti kemauan manusia dilakukan usaha yang diwujudkan sebagai upacara keagamaan.
2) Sistem organisasi kemasyarakatan merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan hidupnya. Dalam masyarakat tradisional, sistem gotong-royong seperti yang terdapat di Indonesia merupakan contoh yang khas, sedangkan dalam masyarakat modern pengaturannya sudah dalam tingkat negara bahkan antar bangsa.
3) Sistem pengetahuan merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, di samping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian disampaikan kepada orang lain melalui bahasa sehingga pengetahuan ini menyebar luas dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4) Sistem mata pencaharian merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara terus menerus meningkat. Dalam tingkat food producing terjadi kemajuan yang pesat. Setelah bercocok tanam, kemudian beternak, lalu mengusahakan kerajinan, berdagang, sehingga manusia makin dapat mencukupi kebutuhannya yang terus meningkat (rising demands) yang kadang-kadang cenderung sebagai keserakahan.
5) Sistem teknologi dan peralatan merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikiran yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang. Misalnya, dengan mobil manusia dapat lebih cepat daripada kijang, dengan kapal dapat lebih cepat daripada ikan lumba-lumba, dan dapat terbang di udara melebihi burung. Selain menguntungkan, alat tersebut dapat juga merugikan, misalnya manusia memperoleh kecelakaan yang kadang-kadang fatal.
6) Bahasa merupakan produk dari manusia homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan dan akhirnya menjadi bahasa tulisan yang disebut simbol. Ernest Casirier menyebut manusia sebagai animal symbol symbolic. Bahasa-bahasa yang telah maju memiliki kekayaan kata (Kosa kata) yang jumlahnya makin banyak dan komunikatif.
Kesenian merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk kebutuhan psikisnya. Manusia tidak hanya semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, tetapi mereka perlu juga memuaskan pandangan mata yang indah, mendengarkan suara yang merdu, dan rasa cecep dengan makanan lebih lezat. Semuanya itu dapat dipenuhi melalui kesenian. Oleh karena itu, kesenian merupakan kebutuhan kenikmatan setelah kebutuhan fisiknya terpenuhi. Jadi, kesenian ditempatkan sebagai unsur terakhir karena enam kebutuhan sebelumnya, pada umumnya harus dipenuhi lebih dahulu.
c. Wujud Budaya
Koentjaraningrat dalam bukunya “Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan”, menyebutkan bahwa paling sedikit ada tiga wujud kebudayaan yaitu sebagai berikut:
1) Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2) Sebagai suatu komplek aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3) Sebagai benda-benda hasil karya manusia.
d. Sifat-sifat Budaya
Secara umum, dikemukakan tujuh sifat kebudayaan, yaitu beraneka ragam, didapatkan dan diteruskan secara sosial dengan pelajaran, dijabarkan dalam komponen-komponen, mempunyai struktur, mempunyai nilai, bersifat statis atau dinamis, dan dibagi dalam bidang atau aspek. Masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1) Kebudayaan Beraneka Ragam
Keanekaragaman kebudayaan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena manusia tidak memiliki struktur anatomi secara khusus pada tubuhnya, sehingga harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Oleh karena itu, kebudayaan yang diciptakanpun disesuaikan dengan kebutuhan hidupnya. Selain itu, keanekaragaman juga disebabkan oleh perbedaan kadar atau bobot dalam budaya satu bangsa dengan bangsa lain. Sehingga pakaian, rumah, dan makanan bangsa Indonesia di daerah tropik jauh berbeda dengan yang diperlukan oleh bangsa Eskimo di daerah kutub.
2) Kebudayaan dapat Diteruskan secara Sosial dengan Pelajaran
Penerusan kebudayaan dapat dilakukan secara horizontal dan vertikal. Penerusan secara horisontal apabila dilakukan terhadap satu generasi dan biasanya lisan, sedangkan penerusan vertikal dilakukan antar generasi dengan jalan melalui (literer). Dengan daya ingat yang tinggi, manusia mampu menyimpan pengalaman sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain.
3) Kebudayaan Dijabarkan dalam Komponen-Komponen Biologi, Psikologi, dan Sosiologi
Biologi, psikologi, dan sosiologi merupakan tiga komponen yang membentuk pribadi manusia. Secara bilogis, manusia memiliki sifat-sifat yang diturunkan oleh orang tuanya (hereditas) yang diperoleh waktu dalam kandungan sebagai kodrat pertama (primary nature). Bersamaan dengan itu, manusia juga memiliki sifat-sifat psikologi yang sebagian diperolehnya dari orang tuanya sebagai dasar atau pembawaan. Setelah seorang bayi dilahirkan dan berkembang menjadi anak dalam alam kedunia (secondary nature), maka terbentuk pribadinya oleh lingkungan, khususnya melalui pendidikan. Manusia sebagai unsur masyarakat dalam lingkungan ikut serta dalam pembentukan kebudayaan.
4) Kebudayaan Mempunyai Struktur
Culture universal yang dikemukakan, unsur-unsurnya dapat dibagi dalam bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut traits complex, lalu terbagi lagi dalam items. Misalnya, sistem ekonomi dapat dibagi antara lain menjadi bertani. Untuk bertani diperlukan bajak dan cangkul. Kedua alat tersebut dapat dipisahkan lagi menjadi unsur yang terkecil. Seperti halnya pada bertani, begitu pula dengan kebudayaan nasional misalnya, terdiri atas kebudayaan suku bangsa yang merupakan subkultural yang dapat dibagi lagi menurut daerah, agama, adat istiadat dan sebagainya.
5) Kebudayaan yang Mempunyai Nilai
Nilai kebudayaan (culture value) adalah relatif, bergantung pada siapa yang memberikan nilai dan alat pengukur apa yang digunakan. Bangsa timur, misalnya cenderung menggunakan ukuran rohani sebagai alat penilaiannya, sedangkan bangsa barat dengan ukuran materi (lihat kembali sistem nilai yang dikemukakan Kluckhohn).
6) Kebudayaan Mempunyai Sifat Statis dan Dinamis
Ada kebudayaan yang sifatnya rohani dan ada yang sifatnya kebendaan (spiritual dan culture), ada kebudayaan darat dan kebudayaan maritim (terra dan culture), dan ada kebudayaan menurut daerah (kebudayaan suatu bangsa atau subsuku bangsa). Semuanya bergantung pada siapa yang mau membedakannya dan untuk apa itu dilakukan.
2. Mengenal Jati Diri Bangsa
Bangsa Indonesia yang merupakan bangsa yang multikultural memiliki karakteriastik budaya yang beraneka ragam. Tiap-tiap daerah (suku bangsa) memiliki struktur budayanya masing-masing yang berbeda dengan struktur budaya suku bangsa yang lain. Tetapi secara nasional keseluruhan dari karakteristik budaya daerah dari suku-suku bansga yang ada di Indonesia merupakan jatidiri bangsa.
Ada banyak hal yang dapat mengerosikan jatidiri bangsa itu menjadi corak yang baru yang sangat berlainan dari struktur budaya asli masyarakat Indonesia. Banyak contoh bahwa budaya Indonesia telah mengalai erosi yang cukup lanjut dan memprihatinkan. Ibaratkan baju, budaya Indonesia sudah tidak lagi disebut baju yang utuh melainkan baju yang telah compang camping. Sehingga para ahli banyak menulis artikel tentang upaya untuk merajut kembali budaya nasional Indonesia. Ini berarti bahwa kerusakan budaya nasional kita telah mencapai tahap yang memprihatinkan. Sebagai contoh:
• Masyarakat Jawa sudah tidak lagi meyenangi pakaian Jawa, tidak lagi mengerti bahasa Jawa dan tidak lagi mengerti tentang tulisan JAwa. Dari contoh ini berlaku juga untuk masyarakat Sunda, juga masyarakat Batak, Dayak, Madura, Toraja, Bali, Sasak dan suku-suku bangsa yang lain. Yang terjadi bahwa budaya-budaya asing seperti pakaian kerja, pakaian olahraga serta pakaian bebas telah banyak dipilih sebagian besar warga masyarakat. Demikian pula orang berbahasa asing seperti Inggis, Arab, China, Jerman, Jepang tampak lebih bangga ketimbang dia menggunakan bahasanya sendiri secara benar. Ini berarti bahwa fungsi bahasa kita tidak lagi eksis sesuai dengan perkembangan jaman sehingga ditinggalkan oleh pemiliknya. Sementara mereka lebih senang menggunakan bahasa asing sesuai dengan kepentingannya.
Ada banyak cara untuk melakukan pelindungan terhadap budaya-budaya lokal agar tidak terkikis oleh budaya asing, antara lain:
a. Memasukkan ke dalam kurikulum sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, hingga di perguruan tinggi.
b. Melakukan perlindungan (proteksi) terhadap produk-produk budaya asing, misalnya mencegah masuknya film-film asing yang didabing ke dalam bahasa Indonesia. Ini dilakukan untuk mengembangkan perfilman Indonesia.
c. Membuat lembaga budaya yang mengelola, memotivasi perkembangan budaya-budaya daerah dan budaya nasional. Misalnya lembaga pengembangan bahasa Indonesia (LPBI). Lembaga ini merupakan lembaga formal untuk mempertahankan perkembangan bahasa Indonesia ke arah yang benar dan standar.
d. Menetapkan cagar budaya lokal, daerah dan nasional.
e. Memberikan perlindungan hukum terhadap situs-situs peninggalan budaya kuno agar tidak tererosi oleh perkembangan jaman dan percampuran dari budaya asing yang lebih baru.
f. Membentuk lembaga budaya yang menjadi duta budaya Indonesia. Lembaga ini didirikan dalam rangka untuk mempromosikan budaya-budaya Indonesia ke luar negeri untuk kepentingan pengembangan budaya dan pariwisata nasional.
g. Melakukan diskusi, seminar, dan simposium untuk memperbincangkan tentang penyelamatan budaya lokal, regional dan nasional.
h. Mengembangkan sektor kepariwisataan dengan objek budaya dan kesenian daerah yang ada di Indonesia.
UJI KOMPETENSI BAB 1
A. Soal Obyektif
1. Proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu satu kepada individu lain dan dari masyarakat satu ke masyarakat lain disebut ….
a. difusi
b. fusi
c. disosiasi
d. akulturasi
e. ekomodasi
2. Proses perubahan kebudayaan yang dilakukan dg kekerasan serta paksaan oleh pihak yang kuat kepada pihak yang lemah disebut ….
a. difusi
b. evolusi
c. revolusi
d. penetration violent
e. penetration posefique
3. Faktor pendorong yang paling kuat terhadap timbulnya penemuan terbaru adalah ….
a. rasa tidak puas terhadap hal-hal yang sudah ada
b. adanya kesadaran masyarakat akan kurangnya unsur-unsur kebudayaan baru
c. adanya penghargaan terhadap penemuan baru
d. banyaknya tenaga ahli yang rajin meneliti untuk inovasi
e. keinginan untuk menyaingi bangsa lain yang sudah maju
4. Perubahan yang terjadi secara lambat,dalam bentuk perkembangan dan perubahan yg relaatif sedikit disebut ….
a. renovasi
b. revolusi
c. evolusi
d. regenerasi
e. ekologi
5. Segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat adalah definisi perubahan sosial menurut ….
a. Mac Iver
b. Selo Soemardjan
c. Parsudi Suparlan
d. Gillin dan Gillin
e. William F. Oghburn
6. Di bawah ini adalah bentuk-bentuk proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial dalam masyarakat, kecuali ….
a. pergolakan daerah
b. aksi protes dan demontrasi
c. kriminalitas
d. kenakalan remaja
e. kontrol sosial
7. Salah satu proses disentrasi sebagai akibat perubahan sosial adalah aksi protes, maksudnya ….
a. pergolakan massa sebagai perwujudan rasa tidak puas terhadap kejadian dalam masyarakat.
b. peristiwa disintegrasi yang mempermasalahkan persoalan-persoalan yang menyangkut keamanan.
c. suatu bentuk kontrol sosial yang menuju ke arah kerusakan dan kerugian
d. suatu bentuk kontrol sosial yang menuju ke arah perbaikan dan kemajuan
e. gejala sosial yang pada umumnya merupakan ide kelompok kecil orang.
8. Contoh situasi yang menandai terjadinya disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial adalah ….
a. berkurangnya informasi
b. semakin beratnya tugas polisi
c. banyaknya keluarga inti
d. merosotnya wibawa pemimpin
e. adanya tuntutan hak azasi
9. Dari pernyataan-pernyataan berikut yang tidak benar adalah ….
a. Perubahan sosial pasti dialami oleh semua masyarakat
b. perubahan memang merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan
c. perubahan yang dialami oleh masyarakat selalu sama
d. perubahan sosial dan perubahan kebudayaan dapat dipisahkan dalam teori
e. perubahan sosial dapat terjadi pada sistem kelembagaan, maupun sistem nilai.
10. Tindakan menunjukkan kekecewaan atau ketidakpuasan di dalam masyarakat melalui kecaman pedas disebut ….
a. kenakalan remaja
b. kriminalitas
c. pemberontakan
d. unjuk rasa
e. pergolakan kelompok
11. Dampak perubahan sosial dalam masyarakat dikatakan positif apabila ….
a. ada peningkatan efisiensi dan efektivitas perilaku warga masyarakat
b. dapat mengurangi biaya operasional bagi pemerintah
c. menimbulkan aktifitas baru dalam masyarakat
d. perubahan yg terjadi telah sesuai dengan norma-norma yang berlaku
e. sebagian anggota masyarakat menerimanya dengan senang hati
12. Pentingnya integrasi sosial dan integrasi kebudayaan bagi masyarakat Indonesia adalah ….
a. mengutamakan pendapat individu dalam masyarakat
b. menghasilkan pola hidup yang serasi dalam kehidupan bersama
c. mempertebal semanta nasionalisme bagi masyarakat
d. menciptakan kesamaan pendapat yang berbeda
e. mewujudkan kebhinekaan kebudayaan daerah
13. Yang menyebabkan suatu kebudayaan cenderung untuk bertahan apabila ….
a. kebudayaan itu bersifat statis
b. masyarakat selalu berkembang
c. masyarakat banyak tinggal di pedesaan
d. kebudayaan tsb.masih berfungsi sebagai diharapkan
e. telah menjadi etos bagi masyarakat
14. Perhatikan pernyataan berikut;
1. sangsi norma tidak berfungsi sebagaimana mestinya
2. menurunnya wibawa para tokoh pemimpin kelompok
3. tidak adanya persamaan pandang anggota-anggota masyarakat mengenai tujuannya
4. sebagian besar anggota kelompok mematuhi norma-norma yang berlaku
5. terjadinya proses-proses sosial yang bersifat disosiatif seperti persaingan, pertentangan
Gejala-gejala disintegrasi ditandai dengan adanya ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2 dan 4
c. 1, 2 dan 5
d. 1, 3 dan 4
e. 2, 3 dan 5
15. Proses inkulturasi yaitu proses social dimana individu ….
a. mempelajari sikap untuk berperilaku sesuai dengan kelompoknya
b. membentuk kepribadian melalui perasaan nafsu, emosi sepanjang hidupnya
c. bertingkah laku sesuai dengan ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam kehidupan yang nyata
d. menyesuaikan diri dengan hasrat untuk menyatu dengan lingkungan alam
e. mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat pranata sosial dan norma sosial yang hidup dalam kebudayaan masyarakatnya.
16. Perubahan secara cepat yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat disebut ….
a. evolusi
b. volusi
c. revolusi
d. resolusi
e. revaluasi
17. Penghambat proses perubahan sosial yang berasal dari masyarakat itu sendiri adalah ….
a. Sikap masyarakat yg tertutup dengan pola pikir tradisional
b. masyarakat yang penduduknya masih keturunan
c. masyarakat yang majemuk baik ras, agama, kebudayaan
d. masyarakat yang rasa kegotongroyongannya masih tinggi
e. masyarakat yang penduduknya umumnya bermatapencaharian industri
18. Di bawah ini yangrelatif paling mudah mengalami perubahan adalah ….
a. bahasa
b. agama
c. mode pakaian
d. kesenian
e. bentuk bangunan
19. Akibat perubahan sosial dan kebudayaan yang sangat dikhawairkan oleh masyarakat luas adalah akan timbulnya ….
a. konflik
b. integrasi sosial
c. sosialisasi penduduk
d. gangguan keseimbangan sistem
e. krisis kebudayaan
20. Perubahan social dan kebudayaan yang direncanakan pihak-pihak tertentu merupakan salah satu perubahan yang dikehendaki. Fihak yang menghendaki adanya perubahan disebut ….
a. agent of change
b. social of change
c. the leader of change
d. planned of change
e. power of change
21. Proses perubahan kebudayaan yang dilakukan dg kekerasan serta paksaan oleh pihak yang kuat kepada pihak yang lemah disebut ….
a. difusi
b. evolusi
c. revolusi
d. penetration violent
e. penetration posefique
22. Di bawah ini adalah bentuk-bentuk proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial dalam masyarakat, kecuali ….
a. pergolakan daerah
b. aksi protes dan demontrasi
c. kriminalitas
d. kenakalan remaja
e. kesenjangan sosial
23. Salah satu proses disentrasi sebagai akibat perubahan sosial adalah konflik sosial, maksudnya ….
a. pergolakan dua kelompok massa atau lebih yg ditandai benturan fisik .
b. peristiwa disintegrasi yang mempermasalahkan persoalan-persoalan yang menyangkut keamanan.
c. suatu bentuk kontrol sosial yang menuju ke arah kerusakan dan kerugian
d. suatu bentuk kontrol sosial yang menuju ke arah perbaikan dan kemajuan
e. gejala sosial yang pada umumnya merupakan ide kelompok kecil orang.
24. Contoh situasi yang menandai terjadinya disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial adalah….
a. berkurangnya informasi
b. semakin beratnya tugas polisi
c. banyaknya keluarga inti
d. tidak dipatuhinya norma-norma
e. adanya tuntutan hak azasi
25. Dari pernyataan-pernyataan berikut yangmerupakan pernyataan yg benar adalah ….
a. perubahan progrewsif pasti dialami oleh semua masyarakat
b. perusahaan memang selalu dapat dielakkan
c. perubahan yang dialami oleh masyarakat tidak selalu sama
d. perubahan sosial dan perubahan kebudayaan tidak dapat dipisahkan dalam teori
e. perubahan sosial menekankan pada sistem kelembagaan, perubahan kebudayaan menekankan sistem nilai.
26. Proses percaampuran dua unsur kebudayaan atau lebih dari suatu masyarakat ke masyarakat yg lain yg berlangsung secara damai disebut ….
a. asimilasi
b. fusi
c. disosiasi
d. akulturasi
e. ekomodasi
27. Akibat dari perubahan sosial dalam bentuk reformasi, dikategorikan negatif apabila….
a. ada peningkatan biaya anggaran bagi pemerintah
b. perubahan yg terjadi tidak dapat memberi kemakmuran masyarakat luas
c. merusak system aktivitas yg telah mapan dalam masyarakat
d. tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku
e. sebagian anggota masyarakat belum mau menerimanya
28. Yang menyebabkan suatu kebudayaan cenderung untuk berubah adalah bila….
a. kebudayaan itu bersifat statis
b. masyarakat selalu berkembang
c. masyarakat banyak tinggal di pedesaan
d. dipandang sudah tidak berfungsi seperti diharakan
e. telah menjadi etos bagi masyarakat
29. Penghambat proses perubahan sosial dal kebudayaan yang berasal dari luar masyarakat adalah ….
a. Bencana alam yg bertubi-tubi
b. masyarakat yang penduduknya masih keturunan asing
c. masyarakat yang majemuk baik ras, agama, kebudayaan
d. masyarakat yang rasa kegotongroyongannya mulai memudar
e. pengaruh masyarakat industri
30. Proses asimilasi yaitu proses social dimana dalam masyarakat tejadi ….
a. Proses mempelajari sikap untuk berperilaku sesuai dengan kelompoknya
b. proses membentuk kepribadian melalui perasaan nafsu, emosi sepanjang hidupnya
c. aktivitasbertingkah laku sesuai dengan ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam kehidupan yang nyata
d. prosesmenyesuaikan diri dengan hasrat untuk menyatu dengan lingkungan alam
e. percampuran unsur kebudayan antar masyarakat secara homogen .
31. Perubahan tatanan kehidupan sebagai bentuk revisi hidup terhadap hal-hal tidak baik menuju perbaikan yang selanjutnya berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat luas disebut ….
a. evolusi
b. volusi
c. reformasi
d. resolusi
e. revaluasi
32. Salah satu contoh Akibat perubahan sosial dan kebudayaan yang negatif adalah ….
a. Percampuran unsur budaya
b. integrasi sosial
c. sosialisasi penduduk
d. keseimbangan sistem terganggu
e. krisis kebudayaan
33. Perubahan social dan kebudayaan yang direncanakan pihak-pihak tertentu merupakan salah satu perubahan yang dikehendaki yg sering disebut ….
a. Direct change
b. social of change
c. the leader of change
d. planned of change
e. power of change
34. Apabila kita bertindak sebagai agent of change maka untuk melakukan perubahan, perlu dilaksanakan langkah-langkah seperti berikut ini:
1. Melakukan implementasi dari rencana perubahan yang sudah dibuat
2. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
3. Mencari informasi yang selengkap-lengkapnya sebagai bahan untuk menyusun perubahan
4. Melakukan penyusunan rencana perubahan dengan melibatkan komponen terkait
5. Melakukan sosialisasi terhadap pihak-pihak yang terkait mengenai rencana perubahan
Berdasarkan informasi tersebut di atas, tata urutan yang benar adalah ….
a. 1, 2, 3, 4, 5
b. 2, 3, 4, 5, 1
c. 3, 4, 5, 2, 1
d. 3, 4, 5, 1, 2
e. 4, 5, 1, 3, 2
35. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempercepat perubahan sosial dalam masyarakat, kecuali ….
a. lembaga pendidikan yang maju
b. struktur masyarakat yang majemuk
c. struktur masyarakat yang tertutup
d. adanya sikap tidak cepat puas terhadap apa yang dicapai
e. adanya sikap mau menghargai karya orang lain
B. Soal Essay
1. Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial?
2. Sebut dan jelaskan 2 teori perubahan yang anda anggap paling benar!
3. Sebut dan jelaskan faktor-faktor internal yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial!
4. Sebut dan jelaskan faktor-faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial!
5. Apa yang dimaksud dengan direct change dan indirect change?
6. Jelaskan bahwa untuk melakukan suatu perubahan yang membawa pengaruh besar, agen of change harus bertindak sangat hati-hati!
7. Bagaimana menyusun suatu perencanaan pembangunan yang baik? Jelaskan!
8. Tuliskan 5 dampak positif pembangunan dan modernisasi!
9. Tuliskan 5 dampak negatif dari pembangunan dan modernisasi!
10. Tuliskan 4 syarat terjadinya revolusi sosial!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar